Cerita Hantu Indonesia


Tampilkan postingan dengan label mitologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mitologi. Tampilkan semua postingan

ASAL USUL PESUGIHAN GUNUNG KAWI


Pada14 Juli 2011, ditemani kerabat bernama Dipo dan Uda, saya berkunjung ke Padepokan Eyang Jugo di Desa Jugo, Kesamben, Blitar , Jawa Timur. Sebelum mengupas seputar padepokan tersebut, ada baiknya saya mengulas sedikit tentang Pesugihan Gunung Kawi.


Nama Eyang Jugo sangat erat kaitannya dengan Pesugihan Gunung Kawi di Malang, Jawa Timur. Dapat dikatakan, Gunung Kawi termasuk lokasi pesugihan paling populer di Indonesia dan Asia Tenggara. Meskipun belum ada data valid seputar orang yang berhasil kaya setelah melakukan ritual pesugihan di sana ataupun orang yang gagal menjadi kaya setelah ritual.
Persoalan lainnya adalah ada orang-orang yang bertindak seolah-olah membantu melancarkan urusan Anda di Gunung Kawi, tetapi malah berakibat menguras uang Anda. Khususnya terkait biaya selametan, ubo rampe dan sebagainya.
Dalam hal ini, dibutuhkan kehati-hatian untuk mereka yang datang dengan tujuan ritual. Jika Anda berkunjung sebagai seorang wisatawan yang hendak menikmati keindahan panorama Gunung Kawi, tentu tidak menjadi masalah.
Di sisi lain, daun dewandaru yang menjadi harapan diri ingin kaya, juga sering menjadi permainan orang tertentu. Daun itu sengaja dilemparkan orang hingga menjadi rebutan. Jadi bukan daun yang jatuh dari pohon. Informasi ini saya dapatkan dari orang yang pernah berziarah ke Gunung Kawi.
Sesuatu yang mungkin sudah difahami bagi orang yang berziarah ke Gunung Kawi adalah adanya sebuah Padepokan yang menjadi rumah tinggal Eyang Jugo semasa hidupnya. Padepokan itu terletak di desa Jugo, Kesamben, Blitar.
Ada banyak orang yang mengetahui Padepokan Eyang Jugo ini, namun tidak banyak peziarah yang mengunjunginya.
Dengan kata lain, para peziarah Gunung Kawi, khususnya yang bertujuan mencari pesugihan, tidak serta merta mengunjungi padepokan ini di Blitar. Melainkan langsung menuju makam keramat Eyang Jugo di Gunung Kawi, Malang.
Inilah yang kemudian menjadi problematika tersendiri bagi peziarah yang datang langsung ke Gunung Kawi tanpa menyempatkan diri mengunjungi Padepokan Eyang Jugo.
Sementara itu, bagi para peziarah yang pernah datang ke Padepokan Eyang Jugo justru mengaku merasa lebih mantap saat berziarah ke Gunung Kawi. Terutama menyangkut tata cara dan prasyarat ritual yang harus dipenuhi.
Betapa tidak, ada banyak cerita seputar peziarah yang kehabisan bekal hingga tidak dapat pulang ke daerahnya masing-masing. Hal ini tentu sangat menyedihkan. Semua itu terjadi disebabkan orang tersebut tidak mengetahui banyaknya calo yang menjerat dirinya dengan biaya selametan yang besar dan tidak masuk akal.
Bahkan yang lebih menyedihkan adalah upaya orang-orang tertentu yang dengan sengaja mengambil keuntungan dengan cara yang tidak wajar.
Ambil contoh, adanya prasyarat hewan kambing kendit (hitam) yang di tumbalkan secara hidup-hidup. Maksudnya, seorang peziarah Gunung Kawi yang ingin mengikuti ritual pesugihan diharuskan membeli seekor kambing kendit untuk kemudian dilepas dalam keadaan hidup ke arah hutan.
Pada kenyataannya, kambing kendit tersebut disemir cat warna hitam lalu dilepas ke hutan. Jadi bukan asli kambing berwarna hitam. Ketika kambing itu dilepas ke hutan, tentu tidak berapa lama kemudian akan kembali ke kandangnya atau diambil kembali oleh pemilik kambing tersebut.
Harga hewan tersebut ada yang mencapai puluhan juta rupiah per ekornya. Di atas harga pasaran yang umum berlaku.
Daun Dewandaru
Menjadi kaya berarti harus kejatuhan daun dewandaru. Jika tidak kejatuhan daun dewandaru, maka Anda tidak akan pernah menjadi kaya. Inilah salah satu mitos penting di Gunung Kawi.
Daun dewandaru berasal dari pohon dewandaru. Di Gunung Kawi, daun ini menjadi harapan seseorang yang ingin kaya. Dikisahkan, apabila seseorang tirakat di bawah pohon dewandaru dan kejatuhan daun dewandaru, maka dapat dipastikan dirinya akan kaya raya. Inilah mitos yang sudah berurat akar bagi para peziarah dengan tujuan pesugihan.
Akan tetapi, tidak semua orang kejatuhan daun dewandaru tersebut. Padahal mereka sudah berharap penuh kejatuhan daun tersebut. Uniknya, ada orang-orang tertentu yang dengan sengaja melemparkan daun tersebut hingga menjadi rebutan. Seolah-olah daun itu jatuh dengan sendirinya.
Kisah Singkat Daun Dewandaru
Meskipun demikian, saya pun mendapat cerita menarik seputar daun dewandaru ini. Seorang kerabat saya bercerita seputar keunikan kisah daun dewandaru ini.
“Saya mendapat cerita ini dari ayah saya. Kisah tentang daun dewandaru yang membuat seorang perempuan menjadi kaya raya,” kata Dipo.
Dipo menceritakan bahwa saat Ayahnya berusia remaja (sekitar akhir tahun 1960-an), memiliki seorang teman sekolah yang ekonominya tergolong kaya. Keakraban Sang Ayah dengan temannya itu (sebut saja: Sugih) membuatnya sering bermain ke rumah Sugih.
Orang tua Sugih terbilang kaya pada masanya. Selain memiliki areal persawahan yang luas, penggilingan padi dan kendaraan lebih dari satu. Padahal, pada masa itu masyarakat sedang berada dalam tingkat ekonomi yang memprihatinkan.
Suatu ketika, Sang Ayah berkunjung ke rumah Sugih dan bermain seperti biasanya. Ketika itu, orangtua Sugih berada di rumah dan sedang berbincang dengan kerabat-kerabatnya.
“Saat itu, ayah saya mendengar ibunda Sugih berbicara tentang daun dewandaru. Inilah yang membuat ayah saya tertarik dan ikut mendengarkan semua cerita ibunda Sugih,” kata Dipo.
Dikisahkan, ibunda Sugih hidup dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan. Suaminya hanya petani biasa, sama seperti masyarakat lain di desanya. Karena itulah, perempuan ini pun pergi ke Gunung Kawi untuk mengadu peruntungan. Dia ingin mengikuti ritual pesugihan semata-mata demi meningkatkan ekonomi keluarganya.
Tentu saja niat mengubah nasib patut dipuji dan dihargai. Sebagaimana terjadi pada masa sekarang, ada banyak isteri yang mengadu nasib ke negeri orang menjadi Buruh Migran Indonesia (BMI).
Ibunda Sugih pun pergi ke Malang dan melakukan ritual di Gunung Kawi. Bagian penting dari ritual itu adalah tirakat di bawah pohon dewandaru. Ibunda Sugih tidak sendirian berada di bawah pohon itu. Ada banyak peziarah yang juga melakukan hal yang sama. Mereka bersama-sama duduk di bawah pohon sambil menunggu jatuhnya daun dewandaru.
Entah doa apa yang dibaca Ibunda Sugih di bawah pohon keramat itu. Tiba-tiba saja, dia merasa ada selembar daun dewandaru yang jatuh ke pundaknya. Tetapi, pada saat yang bersamaan, sejumlah orang yang berada di dekatnya pun melihat daun dewandaru itu jatuh di pundak  Ibunda Sugih.
Mereka pun berteriak,” Daun dewandaru jatuh, daun dewandaru jatuh!”
Tentu saja mereka mendekati Ibunda Sugih dan berupaya merebut daun dewandaru itu. Beberapa orang, kebanyakan kaum pria, menggeledah pakaian Ibunda Sugih untuk mendapatkannya.
Ibunda Sugih hanya bisa menangis pilu saat pria-pria rakus itu meraba tubuhnya, membuka BH secara kasar, mengangkat gaun pakaiannya. Bahkan membuka celana dalamnya hingga nyaris telanjang bulat, seolah hendak diperkosa. Memeriksa dengan teliti dimana daun dewandaru itu berada.
Tetapi upaya pria-pria rakus itu gagal mendapatkan daun dewandaru di tubuh Ibunda Sugih. Mereka pun mencari-cari di tanah di tempat Ibunda Sugih duduk tirakat.
Selanjutnya, Ibunda Sugih pulang ke rumahnya di Blitar sambil menangis tersedu-sedu sepanjang jalan. Dia tidak menyangka dirinya akan mendapat perlakuan tidak senonoh dari para peziarah lain yang juga sama-sama ingin menjadi kaya. Betapa beratnya dirinya menerima perlakuan semacam ini.
Lantas dimana daun dewandaru itu?
Inilah yang tidak diketahui para pria rakus itu. Setiba di rumah, Ibunda Sugih masuk ke dalam kamar dan membuka celana dalamnya. Lalu dia mengambil daun dewandaru itu dari dalam vaginanya.
Rupanya, sesaat setelah daun dewandaru itu jatuh menimpa pundaknya, seketika Ibunda Sugih mengambil daun dewandaru itu dan memasukkannya ke dalam liang vaginanya.
Itulah sebabnya tidak seorang pun para pria rakus itu menyadarinya. Padahal, para pria jahanam itu sudah berhasil menelanjanginya.
Karma Buruk Kekayaan
Dipo melanjutkan cerita bahwa Ayahnya yang masih remaja itu mendengar langsung cerita Ibunda Sugih seputar daun dewandaru yang membuatnya menjadi orang kaya raya pada masanya.
Ketika itu, Sang Ayah pun mulai tertarik dengan kisah hidup keluarga kaya itu. Sang Ayah tidak tertarik  dengan cerita pesugihannya, melainkan dampak yang terjadi setelah kaya raya.
“Ayah saya mengatakan bahwa keluarga Ibunda Sugih sering mendapat musibah,” kata Dipo.
“Ada diantara anaknya yang meninggal kecelakaan, ada juga yang gila. Bahkan yang menyedihkan, ekonomi keluarga kaya itu pun hancur lebur,” lanjut Dipo.
Dipo mengungkapkan, keluarga Ibunda Sugih memang hidup dalam kekayaan. Tetapi jika dihitung hanya sekitar 10 hingga 15 tahun saja hidup dalam kekayaan. Setelah itu yang terjadi hanya cerita duka yang berujung hidup dalam kemiskinan.
Dua diantara anak Ibunda Sugih meninggal dalam kecelakaan. Bahkan sahabat Ayahnya yang biasa mengajaknya bermain ke rumahnya itu menjadi gila.
“Mungkin ini yang disebut karma buruk kekayaan Gunung Kawi,” kilah Dipo.
Kaya tapi tidak berkah
Kisah yang diceritakan Dipo Ningrat ini sangat menarik bagi saya. Betapa tidak, nama Gunung Kawi yang sangat populer itu juga diakui oleh salah satu konglomerat di negeri ini.
Sebagaimana tertulis dalam sebuah situs, pengusaha Ong Hok Liong mencatat keberhasilannya dalam arsip di Museum Sejarah Bentoel di Malang, Jawa Timur.
Singkat cerita, usaha rokok Ong Hok Liong sedang terpuruk. Beliau pun melakukan tirakat di Gunung Kawi. Pada suatu malam, dirinya bermimpi melihat bentul (talas).
Dia lalu bertanya kepada juru kunci makam yang lalu menganjurkan agar merek rokoknya diberi nama Bentoel (ejaan lama).Sejak itulah, usaha Ong meningkat drastis hingga menempatkannya menjadi konglomerat negeri ini.
Ini adalah cerita umum yang mungkin masyarakat sudah mengetahuinya. Cerita ini pula yang semakin menjadi daya tarik Pesugihan Gunung Kawi. Apalagi tercatat nama konglomerat lain yang juga ritual di gunung ini, seperti Lim Sioe Liong (Sudono Salim) pemilik Bank BCA.
Namun demikian, jika kita mau jujur. Sesungguhnya kekayaan mereka tidak lama. Kini kita tahu bahwa saham Bentoel tidak lagi dimiliki keluarga Ong. Begitupula saham BCA tidak dimiliki keluarga Lim.
Dengan kata lain, mereka tidak lagi memiliki perusahaan yang dibangunnya dari hasil pesugihan itu. Bisnis Ong Hok Liong dan Lim Sioe Liong sudah hancur. Meskipun generasi berikutnya dari keluarga itu tidak miskin dalam arti yang riil, tetapi tetaplah bahwa nama besar kedua orang itu telah jatuh pada titik terendah.
Sebagaimana Lim Sioe Liong yang jatuh bisnisnya disaat mereka masih hidup. Bahkan Lim Sioe Liong menetap di Singapura sekadar menghindari hutang trilyunan rupiah. (Ingat resesi ekonomi pada akhir 1997 yang membuat banyak konglomerat negeri ini berguguran dan terlibat hutang. Justru Negara yang harus menanggung hutang itu).
Ini adalah bukti nyata, bahwa pesugihan, apapun bentuknya, tetap tidak berkah dan membawa karma buruk.
Eyang Jugo
Kembali ke awal tulisan. Kunjungan saya bersama Dipo Ningrat dan Uda ke Padepokan Eyang Jugo disambut hangat juru kunci bernama Suharto. Beliau adalah pewaris penerus juru kunci makam sebelumnya.
Secara halus, Suharto menolak berbicara tentang pesugihan yang dikaitkan dengan nama Eyang Jugo. Dalam pandangan Suharto, sosok Eyang Jugo adalah seorang ksatria, relijius dan bertakwa kepada Tuhan.
Hal itu bukan sesuatu yang aneh. Sebab Eyang Jugo adalah salah satu diantara para panglima perang pasukan Pangeran Diponegoro. Tentunya kita sudah mengetahui tingkat spiritualitas Pangeran Diponegoro.
Ketika Pangeran Diponegoro terdesak hingga akhirnya ditangkap, beberapa panglimanya ini melarikan diri ke berbagai daerah, termasuk Eyang Jugo.
Eyang Jugo menetap di Kesamben Blitar dengan menyamarkan identitasnya agar tidak terlacak intelijen Belanda.
Masyarakat desa dimana dia tinggal memanggilnya dengan sebutan Kaki Tua. Sosok ini dikenal sebagai seorang yang memiliki kemampuan spiritual tinggi hingga cukup disegani. Beliau dikenal sebagi orang suci, berbudi luhur, sering membantu orang dan welas asih dengan sesamanya.
Hingga suatu ketika, datanglah dua orang pejabat tinggi Kerajaan Mataram ke desa tersebut. Mereka hendak mencari Panembahan Jugo. Tentu saja tidak seorang pun masyarakat yang mengenalnya.
Tetapi anehnya, ketika kedua orang itu hendak pergi meninggalkan desa tersebut, tiba-tiba saja dikejutkan dengan suara beraneka ragam binatang. Hewan peliharaan masyarakat, seperti ayam, kambing, sapi, kerbau, bebek di desa itu mengeluarkan suaramembuat bising telinga. Masyarakat desa heran.
Kedua orang pejabat tinggi itu pun menghentikan langkahnya. Keduanya lalu membalikkan tubuhnya menghadap arah desa tadi.
Seketika keduanya bersimpuh di tanah, seolah sedang menghormat seseorang. Saat itulah masyarakat mengetahui bahwa sosok Kaki Tua yang tinggal di desa itu adalah Panembahan Jugo.
“Eyang Jugo itu orang bijak, suka menolong dan membantu sesama,” kata Suharto seraya tersenyum.
“Kebaikannya inilah yang kemudian diasumsikan bahwa dia dapat mendatangkan kekayaan. Padahal itu sesuatu yang tidak mungkin,” lanjutnya.
Suharto mengaku sedih jika nama Eyang Jugo selalu dikaitkan dengan Pesugihan Gunung Kawi. Memang benar, Eyang Jugo dimakamkan di Gunung Kawi. Tetapi itu tidak lantas dirinya memberi kekayaan bagi para peziarah yang datang ke makamnya.
“Jika Anda ingin mengetahui secara lengkap tentang siapa sesungguhnya Eyang Jugo,silahkan datang ke padepokan ini. Saya siap menjelaskannya secara lebih jernih kepada pengunjung,” katanya lagi.

Asal Usul Pesugihan Gunung Kawi
Suharto mengisahkan bahwa pada awalnya makam Eyang Jugo di Gunung Kawi tidak dikenal sebagai tempat pesugihan hingga datangnya sosok pria dari daratan Cina bernama Tamyang.
Suharto mengaku mengenal Tamyang. Tentu saja saat dirinya masih kecil. Tamyang ini biasa datang ke padepokan Eyang Jugo menemui ayahnya yang saat itu menjadi juru kunci.
Dikisahkan, Eyang Jugo pernah melakukan perjalanan ke daratan Cina. Suatu ketika, dia bertemu dengan seorang perempuan hamil yang kehilangan suaminya. Lalu Eyang Jugo membantu ekonomi janda yang hidup dalam kemiskinan ini.
Tentu saja perempuan ini sangat senang dan berterima kasih dengan bantuan Eyang Jugo. Sesuatu yang sudah menjadi tabiat Eyang Jugo dalam membantu sesama.
Ketika Eyang Jugo hendak kembali ke Pulau Jawa, dia berpesan kepada janda itu agar jika anaknya sudah besar kelak disuruh datang ke Gunung Kawi di Pulau Jawa. Anak dari janda miskin inilah yang diberi nama: Tamyang.
Pada era tahun  40-an, datanglah Tamyang ke Gunung Kawi. Tentu saja dia hanya melihat makam Eyang Jugo, sebab Eyang Jugo sudah wafat beberapa tahun sebelumnya.
Tamyang ingin membalas jasa Eyang Jugo yang telah berbuat baik kepada ibunya di daratan Cina. Itulah sebabnya, dia merawat makam itu dengan baik.
Pria Cina yang biasa berpakaian hitam-hitam mirip pendekar silat ini merawat makam Eyang Jugo dan membangun tempat berdoa dengan gaya Cina.
Sejak itulah, peziarah semakin ramai mengunjungi Gunung Kawi. Tetapi anehnya dengan tujuan mencari pesugihan dan bukan belajar bagaimana menjadi orang bijak seperti Eyang Jugo. Nauzubillah Minzalik.

Gambar
Ako Ambardi kuntilanak, mitologi

misteri gunung salak (bogor)

Benarkah kabar tentang Misteri Gunung Salak itu ada ?
Mari kita bahas disini
Gunung Salak yang terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Sukabumi itu kini banyak menjadi pembicaraan setelah jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100 di wilayah tersebut
Mungkin banyak yang beranggapan bahwa gunung salak adalah gunung yang banyak ditumbuhi pohon salak.namun ternyata itu salah ternyata nama gunung salak diambil dari bahasa sanksekerta yakni ‘Salaka’ yang berarti perak.

Ada banyak sekali anggapan masyarakat tentang Misteri Gunung Salak dan inilah beberapa Kecelakaan pesawat yang pernah terjadi di gunung salah beberapa tahun terakhir
29 Oktober 2003
Helikopter Sikorsky S-58 jenis Twinpac dengan nomor H-3408 milik TNI Angkatan Udara jatuh di areal kebun kacang dan tanaman singkong di dalam pangkalan udara militer Atang Sanjaya, Bogor.
20 Juni 2004
Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor. Atlet terjun payung bernama Edy Cristiono tewas dalam peristiwa itu.
26 Juni 2008
Pesawat Cassa TNI AU A212-200 jatuh di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. 18 Penumpang tewas akibat kecelakaan itu.
30 April 2009
Pesawat latih jenis Sundowner ini jatuh di daerah Tenjo, Bogor, Jawa Barat.
12 Juni 2009
Kecelakaan pesawat TNI kembali terjadi. Kali ini adalah Helikopter Puma milik TNI AU jatuh di kawasan Lanud Atang Sendjaja, Bogor.
9 Mei 2012
Pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sedang melakukan joy flight saat pengetesan dan promosinya untuk maskapai-maskapai di Indonesia, hilang kontak di kawasan Gunung Salak, Bogor, pada hari Rabu 9 Mei 2012
Apakah begitu banyak kecelakaan yang terjadi digunung salah tersebut suatu kebetulan ?
Ataukah ada suatu Misteri yang tersimpan digunung salak ?
Enatahlah kita lihat saja nanti,Semoga Misteri Gunung Salak Segera terpecahkan



Ako Ambardi mitologi

Malaikat Maut Tamu Yang Senantiasa Berkunjung

BETAPA seringnya malaikat maut melihat dan menatap wajah seseorang, yaitu dalam masa 24 jam sebanyak 70 kali.. Andai kata manusia sadar hakikat tersebut, niscaya dia tidak akan lalai mengingati mati. Tetapi oleh kerana malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Malaikat Izrail atas Kuasa Allah.

Justru itu, tidak heranlah, jika banyak sekali manusia yang masih mampu bersenang-lenang dan bergelak-tawa, seolah-olah dia tidak ada masalah yang perlu difikirkan dan direnungkan dalam hidupnya. Walaupun dia adalah seorang yang miskin amal kebajikan serta tidak memiliki secuil bekal amalan untuk akhiratnya, dan sebaliknya banyak pula melakukan dosa.

Sebuah hadis Nabi s.a.w yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahwa Rasulullah s.a.w bersabda yang artinya: “Bahwa malaikat maut meperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang memperhatikan wajah seseorang, didapati orang itu ada yang bergelak-tawa. Maka berkata Izrail : Alangkah herannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah SWT. untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan bergelak-tawa. “

Manusia tidak akan sadar bahwa dirinya senantiasa diperhatikan oleh malaikat maut, kecuali orang-orang soleh yang sentiasa mengingati mati. Golongan ini tidak lalai dan senantiasa sadar terhadap kehadiran malaikat maut, karena mereka senantiasa meneliti hadis-hadis Nabi SAW. yang menjelaskan mengenai perkara-perkara ghaib, terutama mengenai hal ihwal mati dan hubungannya dengan malaikat maut.

Meski pun mata manusia hanya mampu melihat benda yang nyata, tidak mungkin dapat melihat kehadiran malaikat maut itu. Namun pandangan mata hati mampu melihat alam ghaib, yaitu memandang dengan keyakinan iman dan ilmu.

Tidak banyak manusia yang mengaitkan kematian itu dengan kehadiran malaikat maut yang datang tepat pada saat ajal seseorang sudah sampai, sedangkan malaikat maut senantiasa berada di sekeliling manusia, mengenal-pasti meperhatikan orang-orang yang hayatnya sudah tamat.

Sesungguhnya malaikat maut menjalankan perintah Allah SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit saja, ataupun roh orang yang mendapat kecelakaan dan malapetaka. Jika Allah SWT menetapkan kematian seseorang ketika tertimpa kemalangan, atau ketika diserang sakit keras, maka Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian tersebut.

Namun ajal tidak mengenal orang yang sehat, ataupun orang-orang kaya yang sedang hidup mewah dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat pada waktunya tanpa mengira orang itu sedang ketawa riang atau mengerang kesakitan. Bila ajal mereka sudah tiba, maka kematiannya tidak akan tertangguh walau hanya sesaat.

Walau bagaimana pun, ada kalanya Allah SWT jadikan berbagai sebab bagi satu kematian, yang demikian itu ada hikmah dibaliknya. Misalnya sakit keras yang ditanggung berbulan-bulan oleh seseorang, ia akan menjadi rahmat bagi orang yang beriman dan sabar, kerana Allah SWT. memberi peluang dan menyadarkan manusia agar dia mengingati mati, untuk itu dia akan menggunakan masa atau usia yang ada untuk berbuat sesuatu, membetulkan dan bertaubat dari dosa dan kehilapan serta memperbaiki amalan, serta menambah bekal amalan untuk akhirat, jangan sampai menjadi orang merugi di akhirat kelak.

Begitu juga orang yang mati mendandak disebabkan kemalangan, ia akan menjadi pengajaran dan memberi peringatan kepada orang-orang yang masih hidup supaya mereka senantiasa berwaspada dan tidak lalai dari berusaha memperbaiki diri, menambah amal kebajikan dan meninggalkan segala kejahatan. Karena sekiranya ajal datang secara tiba-tiba pasti akan membawa penyesalan yang tidak berguna.

Di kalangan orang solihin menganggap bahwa sakit yang ditimpakan kepada dirinya adalah sebagai tanda bahwa Allah SWT masih menyayanginya. Karena betapa malangnya bagi pandangan meraka, jika Allah SWT mengambil roh dengan tiba-tiba, tanpa peringatan terlebih dahulu. Seolah-olah Allah SWT sedang murka terhadap dirinya, sebab itulah Allah SWT memberi peringatan terlebih dahulu kepadanya.

Selain itu, Allah SWT. menjadikan sebab-sebab kematian itu sebagai memenuhi janji-Nya kepada malaikat maut, sebagaimana diriwayatkan oleh Saidina Abbas r.a dalam sebuah hadis Nabi yang panjang. Antara lain menjelaskan bahwa Izrail merasa sedih apabila dibebankan dengan tugas mencabut roh makhluk-makhluk bernyawa kerana di antara makhluk bernyawa itu termasuk manusia yang terdiri dari kekasih-kekasih Allah SWT yaitu para Rasul, nabi-nabi, wali-wali dan orang-orang solihin.

Selain itu juga, malaikat maut mengadu kepada Allah betapa dirinya tidak disenangi oleh keturunan Adam a.s, dia mungkin dicemooh kerena dia ditugaskan mencabut roh manusia, yang menyebabkan orang akan berdukacita, kerana kehilangan sanak-saudara dan orang-orang yang tersayang di kalangan mereka.

Diriwayatkan bahwa Allah SWT berjanji akan menjadikan berbagai macam sebab kepada kematian yang akan dilalui oleh keturunan Adam a.s sehingga keturunan Adam itu akan memikirkan dan mengaitkan kematian itu dengan sebab-sebab yang dialami oleh mereka. Apabila terjadinya kematian, mereka akan berkata bahawa si fulan itu mati karena mengidap sakit, ataupun karena mendapat kemalangan, mereka akan lupa mengaitkan malaikat maut dengan kematian yang terjadi itu.

Ketika itu, Izrail tidak perlu bersedih kerana manusia tidak mengaitkan kematian tersebut dengan kehadiran malaikat maut, yang memang diutus oleh Allah SWT pada saat malapetaka atau sakit keras seseorang itu bertepatan dengan ajal mereka yang memangnya telah tiba.

Namun pada hakikatnya bahwa ajal itu adalah ketetapan Allah, yang telah termaktub, semuanya telah nyata di dalam takdir Allah, bahwa kematian pasti tiba pada saat yang ditetapkan. Izrail hanyalah tentara-tentara Allah yang menjalankan tugas seperti yang diamanahkan kepadanya.

Walau bagaimana pun adalah menjadi hak Allah Ta’ala untuk menentukan kematian, sebagai mana yang dinyatakan pada awal tulisan ini bahwa ada kalanya malaikat maut hendak mencabut roh seseorang, tetapi manusia yang dikunjungi malaikat maut sedang dalam keadaan bergelak-tawa, hingga malaikat maut merasa heran terhadap manusia itu. Ini membuktikan bahawa kematian itu tidak pernah mengenal kondisi seseorang yang sedang sakit atau pun ketika sehat dan segar-bugar.

Firman Allah Taala yang bermaksud: “Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat ( pula ) mempercepatnya. ” (QS. Al-A’raf ayat 34


Ako Ambardi mitologi

dendam pocong dari dey ne

Huy Guyz, saya Day. Kejadian ini terjadi kurang lebih 6 bulan lalu di kampung seberang rumah saya. Pada saat itu saya dan teman-teman sedang asyik jalan-jalan menikmati sore hari sekaligus ngobrol-ngobrol tentang perempuan sampai ke dunia mistik. Setelah sekian banyak cerita dan selesai makan sop buah, kami pun berkeliling. Ketika kami melewati sebuah pemakaman umum kami merasakan ada suatu hal yang aneh dan kami pun berbincang.

Setelah kami memperhatikan seluruh makam yang ada, akhirnya kami menemukan satu makam yang masih baru. Saya pun turun dari motor menghampiri makam tersebut. Setelah sampai, saya memegang papan nisan makam itu dengan maksud ingin mengetahui apa yang terjadi didalam makam tersebut. Ternyata benar dugaan saya bahwa jenazah didalam makam tersebut masih memliki dendam kepada seseorang. Lalu saya pergi dari makam itu menghampiri abang saya. Saat kami ingin pergi datang 2 orang menghampiri kami, yang menurut saya bisa dibilang tokoh masyarakat. Saya dan abang mengeluarkan KTP kami yang kemudian dilihat oleh mereka kemudian diberikan lagi kepada kami. Mereka pun saling menganggukkan kepala.

Kami pun pulang karena hari hampir magrib sambil membahas mengenai informasi yang diberikan oleh tokoh masyarakat itu. Saya pun memberi salam dan masuk rumah kemudian mengambil segelas air putih serta memikirkan hal yang tadi. Saya pun berkata dalam hati "Kenapa perempuan itu bunuh diri dan ingin balas dendam?, saya harus tau jawabannya dan nanti malam sekitar jam 12 saya akan mulai cari tahu".

Jam 12.05 saya pun terbangun dari tidur kemudian segera berwudhu dan shalat tahajud serta dzikir dengan maksud meminta perlindungan kepada Yang Kuasa. Setelah selesai saya pun keluar ke tempat pemakaman umum tadi, karena cuaca yang cukup dingin saya menggunakan jaket. Malam yang sunyi diringi suara angin serta jalan yang cukup gelap, namun saya terus berjalan sendiri tanpa ada seorang pun yang lewat. Sepanjang jalan pun saya sering melihat makhluk-makhluk halus melintas namun saya tidak memperdulikannya karena saya anggap mereka sedang menemani saya berjalan, ya itung-itung daripada jalan sendirian kan bete ya.

Akhirnya sampailah saya di tempat pemakaman umum namun saya mencari jalan lain agar tidak diketahui oleh siapa pun karena ada yang ronda malam itu. Setelah sampai persis jarak 15 meter dari makam permpuan itu, saya pun terdiam sekaligus menyalakan rokok karena cuaca yang cukup dingin sambil terus memperhatikan makam tersebut bercampur dengan wangi kembang tujuh rupa. Dua puluh menit lamanya saya menunggu akhirnya tiba waktunya saya melihat seperti ada asap yang keluar dari makam itu namun tiba-tiba asap itu menghilang dan saya merasakan ada sesuatu dibelakang saya. Walaupun saya tidak menoleh kebelakang tapi saya tahu bahwa yang dibelakang itu adalah perempuan yang meninggal tiga hari lalu yang kini telah menjadi arwah penasaran (pocong).

Arwah penasaran perempuan itu pun pergi, kemudian saya menghampiri makam itu dan mematahkan kayu nisannya. Setelah itu saya pergi pulang sambil menyalakan sebatang rokok. Detik demi detik, menit demi menit, selangkah demi selangkah saya terus berjalan didalam kegelapan malam serta angin malam.

Sesampainya di rumah saya segera ke belakang untuk mencuci muka, setelahnya saya mengambil satu kendi yang didalamnya terdapat beras kemudian menancapkan potongan kayu nisan. Saat saya sedang mendengarkan musik tiba-tiba potongan kayu tersebut bergerak, itu pertanda bahwa perempuan itu telah melakukan sesuatu. Kemudian saya memegang potongan kayu nisan itu dan memejamkan mata dengan maksud melihat apa yang dilakukan perempuan itu. Ternyata, dia telah menemukan salah seorang yang telah memperkosanya. Api dendam yang begitu besar yang ada pada perempuan itu dan ketakutan yang sangat mendalam bagi laki-laki itu. Hari berganti hari, siang dan malam silih berganti saya terus mengawasi perempuan itu dari kejauhan.

Satu Minggu lamanya sudah, saat malam tiba disaat saya sedang tertidur perempuan itu datang ke rumah, tepat di depan rumah dia memanggil "Baginda Baginda bangunlah, aku ada di depan rumahmu". Akhirnya saya pun terbangun kemudian melihat melalui jendela, untung saja keluarga saya tidak ada yang bangun, andaikan mereka bangun habislah sudah. Akhirnya saya pun keluar. Kemudian saya menggenggam tangan saya lalu membaca bacaan yang saya baca terus meniupkan ke perempuan itu, akhirnya arwah penasaran perempuan itu pun menghilang setelah saya meniupkan tangan saya. Saya pun masuk kedalam segera berwudhu melanjutkan tugas saya.

Esok harinya saya datang ketempat pemakaman, para warga sedang menggali kembali makam perempuan itu dan perasaan saya pun tenang. Di ujung pemakaman tersebut saya melihat perempuan itu, dia tersenyum melihat saya dan saya pun membalas senyumnya, ternyata dia perempuan yang cantik jelita.


Ako Ambardi Hantu Pocong, mitologi