Cerita Hantu Indonesia


Tampilkan postingan dengan label BERBAGI CERITA HANTU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BERBAGI CERITA HANTU. Tampilkan semua postingan

Nakalnya Hantu Perempuan Itu


Hai,,,Perkenalkan nama aku echa,ini baru pertama kali aku post di sini,jadi kalau tulisan dan ceritanya kurang bagus,harap di maklum :)
Kali ini aku akan menceritakan tentang keanehan rumahku,aku baru menempati rumahku sekitar satu bulan yang lalu.aku tinggal di rumah bersama ibu,kakak dan adikku,ayah ku bekerja di luar.
Awal aku pindah ke rumah baru,tidak terjadi apa-apa dan tenang-tenang saja,namun kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan.hari itu sepulang sekolah sekitar jam 1/2 2 siang,suasana rumah ku sepi seperti biasanya,adikku sedang bermain di luar,dan ibuku tidur siang,sedangkan kakak perempuanku sedang kuliah.Ak mulai merasakan hawa yang  berbeda ketika aku masuk ke dalam rumahku.setelah bergegas aku ganti pakain,aku siap2 untuk makan siang,siang itu cuaca cukup mendung seperi akan turun hujan,aku makan di ruang makan.posisi aku makan membelakangi jalan menuju ruang tamu dan pintu depan,saat aku sedang enak2nya menyantap makanan ku,tiba2 dari arah belakang ku seperti ada orang lewat menuju ruang depan,ku pikir mamahku bangun dan mau keluar,seketika saja bulu kudukku merinding,ya tapi saking lapernya aku tak hiraukan itu semua,setelah makanku selesai,aku berniat ke ruang tamu untuk mengobrol dengan mama,Tapi alangkah kagetnya aku,ternyata di ruang tamu itu tidak ada siapa2,jleb,,,,lalu tadi yang lewat siapa?karena kalau memang itu mamah keluar rumah pasti terdengar suara pintu depan di buka.
Tanpa pikir panjang,aku langsung cek ke kamar mamah,dan alangkah lebih terkejutnya aku melihat mamahku sedang tertidur pulas.
Singkat cerita saat makan malam,seperti biasa nya aku makan malam bersama mamah,kakak,dan adikku,aku tidak menceritakan kepada mereka kejadian yang aku alami tadi siang.sambil berbincang2 kakak ku bertanya kepada aku begini dialognya
kakak : ” De,emang tadi kamu pulg tumben cepet,emg gak ada pelajaran gitu apa sakit ijin pulang?
aku : ” cepet gmn kak .aku gak sakit?lah emg aku pulang seperti biasanya.”
Kakak : ” Jangan ngaco kamu,tadi kn sebelum kakak berangkat kuliah sekitar jam 12,kakak liat di kamar kamu lagi tiduran,kakak tanya kamu diem aja,kakak pikir kamu sakit”
Aku : ” Siapa juga yang pulang jam 12,aku pulang jam 1/2 2 kok ”
Sontak aku dan kakakku terdiam..lalu mamahku mencairkan suasaana dengan segera menyuruh kami menyeleseaikan makan malam kami.
Besok pagi nya sebelum berangkat kesekolah,aku menanyakan kepada mamahku tentang kejadian2 aneh yang aku dan kakak alami,kata mamahku,rumah ku itu ada penunggu hantu perempuan yang sangat jahil,sudah beberapa kali di usir namun balik lagi.
Sejak kejadian itu beberapa hari kemudian hantu perempuan itu semakin menjadi2 menggagu kelargaku,dari hal kecil saja ketika malam,selalu saja terdengar dari teras depan rumahku,seperti orang yang jalan pake sandal yang ke gedeaan,padahal itu masih jam 8 malam,kalau aku tidur setiap malam pasti kepala ku selalu di pukul,ataw di colek.suara keran air di kamar mandi yang nyala tiba2,gelas yang terjatuh,dll.lama kelamaan mamahku tidak tahan dengan gangguan hantu perempuan tersebut,hingga akhirnya papahku memutuskan untuk memanggil orang yang benar2 ahli mengusir hantu perempuan tersebut,dan yang lebih menakutkan lagi,ketika orang yang ahli untuk mengusir hantu tersebut,hantu itu memberikan syarat,kalau hantu itu baru mau pindah kalau dia di gendong papahku ke pohon mahoni yang ada di samping rumahku,mau tak mau papahku harus melakukannya dari pada anak dan istrinya di ganggu hantu tersebut.
Atas bantuan orang ahli tersebut dab berkat ketangguhan papah,Alhamdullh akhirnya rumahku bisa kembali tenang,setelah hantu tersebut pindah

Hantu Wanita Memesan Bakso


Cerita Hantu Wanita Memesan Bakso ini diangkat dari kisah nyata kejadian yang dialami Supeno, salah seorang pedagang bakso keliling di Jakarta Timur.  Cerita Hantu memang cukup mengasyikkan, terlepas dari percaya atau tidak, cerita hantu memang ada di masyarakat. Peristiwa ini terjadi lima tahun yang lalu, pas Malam Jum’at Kliwon saat Supeno sedang berkeliling di sebuah perkampungan menjajakan bakso.  Berikut ini adalah Cerita .

Malam itu, lima tahun yang lalu, tidak seperti biasanya jalanan di perkampungan tempat saya biasa menjajakan bakso terasa sepi. Sampai jam 9 malam baru 10 mangkok bakso yang saya jual.  “sepi banget ya malam ini”, kata saya dalam hati sambil berjalan mendorong gerobak bakso dan memukul-mukul kentongan untuk memberi tanda bahwa tukang bakso sedang jualan bakso.

Tepat di sebuah pertigaan jalan saya sempat bimbang, mau belok ke kiri apa ke kanan. Dua-duanya terlihat sepi.  Akhirnya saya putuskan ambil jalan kanan. Baru melewati dua rumah, ada seorang wanita bergaun putih keluar dari pagar rumah memanggil saya “bang, baksonya satu ya”. “ya bu”, jawab saya dan saya lihat wanita itu kembali masuk pagar. Sayapun langsung menyiapkan satu porsi bakso yang dipesan.
Setelah usai saya menyiapkan satu mangkok bakso pesanan wanita itu, sayapun mengantarnya ke rumah tempat wanita itu. Sampai di depan pagar saya sempat heran “kok pintu pagarnya ditutup ya, diselot lagi, padahal ibu tadi perasaan tidak membuka dan tidak menutup pagar”, kata saya dalam hati. Saya menepis keheranan saya itu, saya buka bagar. Walaupun diselot tapi tidak dikunci. Saya langung masuk menuju pintu.  Pintunya tertutup.

Sesampai di depan pintu, perlahan saya ketok “tok tok tok, permisi, ini baksonya bu”, kata saya kepada wanita tadi yang saya yakini adalah penghuni rumah ini. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, saya ketok lagi “tok tok tok, permisi, ini baksonya bu”, kata saya lagi agak keras.  Akhirnya terdengar langkah kaki dari dalam rumah dan pintupun dibuka. Yang membuka adalah seorang wanita muda dan bertanya “ada apa mas?”. “ini mbak, tadi ada ibu-ibu di rumah ini pesan bakso sama saya” jawab saya kepada wanita muda itu. “Ibu-ibu?, di rumah ini tidak ada ibu-ibu mas, saya di sini cuma tinggal bertiga dengan  suami dan anak saya mas”, kata wanita muda itu. “ya tadi sih masuk ke sini mbak”, kata saya.

Tiba-tiba seorang lelaki muda yang tentunya suami wanita muda ini keluar dari dalam rumah dan bertanya “ada apa sih malam-malam kok ribut”. “ini abang tukang bakso ini mengantarkan bakso, katanya ada ibu-ibu di rumah ini pesan bakso.  Padahal kan di rumah ini cuma kita bertiga”, jawab wanita muda itu. “gitu aja kok ribut, ya sudah, sini baksonya, biar saya yang makan, tapi bikinkan satu lagi ya buat istri saya”, kata lelaki muda itu.  Sayapun bergegas menyerahkan semangkok bakso kepadanya dan bergegas menyiapkan semangkok bakso lagi.

Setelah selesai menyiapkan, saya antar bakso ke rumah tersebut. “ini mbak baksonya”, kata saya sambil menyerahkan semangkok bakso kepada wanita itu. “duduk sini dulu mas”, kata lelaki muda itu sambil mempersilakan saya duduk di kursi yang ada di teras rumah itu. “ya mas, makasih”, kata saya. Dia makan di teras, sementara istrinya masuk membawa bakso, tak lama kemudian istrinya menyerahkan mangkok yang sudah kosong kepada saya, mungkin langsung dipindah ke mangkoknya sendiri.

“emang bener tadi ada ibu-ibu pesan bakso, jangan-jangan kamu cuma ngarang aja biar baksomu laku”, kata lelaki itu berkelekar sambil tersenyum kepada saya. “untuk apa saya bohong mas, saya kan tiap hari jualan di sini, memang benar kok tadi ada ibu-ibu yang pesan”, jawab saya.
“ciri-cirinya bagaimana?” tanya lelaki muda itu. “ya ibu-ibu tidak terlalu tua sih, pakai baju panjang warna putih, rambutnya agak panjang”, jawab saya.

“lalu dari mana asalnya dan kemana?”, tanya lelaki muda itu lagi. “tadi keluar dari rumah ini dan masuk lagi ke rumah ini mas, tapi yang saya heran, saya tidak mendengar dia membuka pintu pagar dan menutup pintu pagar, padahal waktu saya masuk, pagarnya ditutup dan diselot, waktu saya buka selotnya, bunyinya cukup keras mas”, jawab saya.
“ya, tidak salah, kata orang-orang di sekitar sini, memang dia kadang-kadang muncul, tapi saya sampai hari ini belum pernah bertemu sama dia”, kata lelaki muda itu.
“maksudnya mas?”, tanya saya lagi. Lelaki muda itu menjawab “kata orang-orang di sekitar sini, dia itu makhluk halus yang tinggal di rumah ini, itu sih kata orang, kami sendiri  yang tinggal di sini belum pernah bertemu”.  Langsung merinding bulukuduk saya mendengar penjelasan lelaki muda itu, ada rasa takut menjalar di tubuh saya. Dan rupanya ketakutan saya terlihat oleh lelaki muda itu. “ya gak usah takut mas, biasa saja. Ini uangnya”, kata lelaki itu sambil menyodorkan uang sepuluhribu rupiah kepada saya. “baik mas, makasih ya mas”, kata saya sambil bergegas meninggalkan rumah itu.

Setelah selesai sata letakkan mangkok di dalam gerobak, dengan penuh rasa ketakutan, sayapun langsung mendorong gerobak menjauhi rumah itu. Sekian.   
Ako Ambardi BERBAGI CERITA HANTU

Nyepi itu ga sesepi yg ane liat


Assalamualaikum wr wb,
Hanya menuliskan kembali cerita dari teman-temanku disebelah.

Seinget ane, ane sangat antusias waktu itu karena pengalaman pertama ane ngerayain nyepi di bali.
Mungkin udah ga tabu lah kalau kebudayan di bali itu masih kental dan melekat banget di masyarakatnya.
beberapa sebelum hari nyepi, semua staff di tempat ane kerja di pilih buat stay ato nginep di hotel karena harus
nge replace staff2 yang beragama hindu. Ane pun ditunjuk sebagai salah satu staff yang harus nginep disana.
2 hari sebelum hari H, suasana mistisnya emang udah terasa, patung ogoh2 yg di pajang di setiap banjar, bikin suasana makin menjadi kala itu (buat ane sendiri loh itu).
ane juga ga begitu ngerti makna dari patung ogoh2 itu melambangkan apa, yang pasti mereka serem2
bahkan di hari sebelum hari H itu, ane pernah ga balik ke kosan karena ane liat ada mahluk nyeremin yang stay di pintu gerbang.
dari ujung gang sih ane perhatiin dan ane kira2, mungkin itu patung ogoh2 yang mau di arak, semakin di deketin ane perhatiin perutnya kembang kempis, dan…. tanpa delay, iklan ato slow motion, itu muka si mahluk yg biasa di panggil orang sekitar bute kaleu, langsung ngarah ke ane,
jujur ane kaget, sedikit takut, meskipun udah biasa, cuma kenapa ane ga balik ke kosan karena si buta kaleu nya itu diem di tengah2 jalan, meskipun nembus juga ogah ah, klo pun merem juga takut nabrak
gara2 kejadian itu ane nginep di kosan temen ane, dan paginya mulai kerja sambil liat2 kamar yg udah di sediain kantor buat para staff termasuk ane.
ane skip dah ampe pas jam 6 maghrib waktu indonesia bagian tengah, seluruh bangunan tempat ane kerja udah ditutup pake terpal, perintah semua lampu untuk dimatikan pun udah dilakukan, sambil ngamatin situasi yang mulai gelap, ane liat ada beberapa orang pecalang (polisi adat) yang patroli di daerah itu.
antara jam 6 sampe jam 10 malem ane belum nemu yang fantastis amat sih, paling cuma penghuni tempat kerja ane yg udah ane sering liat tiap hari, ditambah situasi hotelnya yg masih rame di dalam, walaupun semua tamu dan staff ga berisik.
lewat jam 11 mlm baru lah mulai sepi, semua gelap, setiap orang di kasih bekal 1 lampu senter dan itu pun dilarang buat di nyalain sering2, ane yang udah selesai kerja ngerasa bosen banget di kamar, waktu itu 1 kamar diisi ama 4 orang.
akhirnya ane ajak salah satu temen ane sebut aja Feri buat ngajak jalan2 keluar keliling hotel (bukan keluar area hotel yah, bisa2 ditimpuk golok tar ane ), baru buka pintu, dari dua arah lorong hotel yg sunyi ampe kendenger suara orang di kamar mandi karena saking sunyinya.
feri yang tau klo ane, rada sensitif ngerasa berani karena mungkin klo ada apa2 ane bisa ngurusin (padahal mah kagak ) kita jalan2 dah di lorong tersebut sambil pake senter yg ga sering2 di nyalain sampe si feri bilang.
“Vas, lu denger suara cewek gak, gw denger suara cewek ketawa, padahal ini kan lorong areal cowok, masa iya ada staff bawa cewek ke kamar” kurang lebih kek gitu dah dia nanya.
“mungkin aja, ini bali mas brooo, lagian gelap gini mana ketauan, ato mungkin itu emang suara dari tempat areal staff cewek, lu tau sendiri, suara orang di kamar mandi aja bisa kedenger” hibur ane waktu itu, karena ane ngedenger suara2 yg lebih dari si feri denger waktu itu.
logisnya klo nyepi di bali, itu pasti bener2 sepi, nah ini yg ane denger ribut bukan maen, malah kaya hari2 biasa. sampe akhirnya si feri ane ajak ke bangunan attic yang konon kata para staff ato tamu kadang suka ada penampakan (emang ada sih hahahahha )
ane gambarin suasana di dalem bangunan attic, attic disini tempat untuk nyimpen segala mesin, ruanganya tertutup juga pengap, cuma mesin2 besar doang, inti dari sistemasi engine lah buat hotel.
karena ga bakal ada yg mergokin, jadi ane nyalain aja lampu disitu, dan BRAYYYYY !!!!!! pas lampu nyala, tiba2 si feri loncat sambil ngucapin penghuni kebun binatang….
ane yg kaget gara2 si feri, jadi ikut2 an dah nyebut penghuni kebun binatang, sambil gemeteran si feri nunjuk ke arah salah satu mesin dan disitu emang ada seonggok mahluk halus yg ga halus (soalnya serem gila….)
rambutnya putih cuma dekil dan berantakan, tangan nya nekuk bentuk L ke lantai, dan kakiknya pendek, cuma pake jubah dengan warna dasar putih ke kuningan, itu mahluk cuma ngebelakangin kita, meskipun ane yakin klo itu jin pasti tau keberadaan kita berdua.
sambil bisik2 si feri bilang sesuatu kalo itu leak…
setau ane leak itu bukanya ilmu, mungkin karena di pikiran si feri klo leak itu mahluk yg nyeremin..
karena kasian ngeliat si feri yg udah keringetan dingin dan lemes ane anterin dah balik, pas banget di lorong yang mau ngarah ke kamar kita, di ujung ane liat ada yg nyala2, ane tanya ke si feri, tapi dia ga liat apa2 sambil marah2 karena disangka ane mau nakut2in dia, suasana di lorong berisik banget plus berat, ane coba dzikir aja dalem hati, dan ane denger juga klo si feri dzikir meski balelol (ga jelas), penasaran sama yg nyala di depan…
ane sorot aja pake lampu senter, dan ternyata mahluk yg di atas tadi, kali ini dia ngeliat ke arah ane, klo agan2 ato sista pernah liat topeng leak, kurang lebih kaya gitu bentuk nya… saking deg2 an plus berat ngebopong si feri yg keliatanya udah lemes banget, di tambah ane ga berani buat teriak2 karena nanti ngengganggu, akhirnya ane ga sadar klo senter yg ane nyalain itu blm ane matiin,
waktu itu ane ama itu mahluk tatap2an (untung dah ga dibuat jatuh cinta )
sampe akhirnya….
dari belakang ada yg nepuk pundak ane, dan ane ama feri pun kaget, pas ngeliat ternyata salah satu security.
si security cuma bilang “tolong matiin lampu senter nya”
pas ane matiin, belum juga 3 detik itu security udah ilang, klo pun di pergi pasti kedenger suara langkah kaki, tapi ini kagak, feri yg makin menjadi ketakutanya disitu akhirnya cuma bisa duduk doank, dan akhirnya ane bbm temen sekamar ane, setelah di bawa ke kamar dan di tenangkan sama salah satu manager tempat ane kerja yg lebih ahli,,,, si feri di tegur sama si manager itu.
“kamu sih suasana sakral kaya gini jalan2, yg nemenin si devas pula ”
setelah kejadian, itu masih banyak hal2 yg ane alamin selama sehari nginep bahkan ampe pulang kosan, mungkin karena suasana sakral yang berlangsung lama, cuma ane ceritain aja yg ini, abis si feri itu muka preman cicaheum tapi
Ako Ambardi BERBAGI CERITA HANTU

Jadi Siapa Cewe itu?


Assalamualaikum..

Cerita ini baru saja terjadi siang tadi, saat aku dan temanku sedang membenahi laboratorium IPA yang telah lama tidak terpakai.

Aku dan temanku berprofesi sebagai guru IPA di sebuah yayasan islam di tangerang, sebenarnya saya tidak sanggup menjalani tugas sebagai pengurus laboratorium, mengingat saya belum ada pengalaman, saya baru saja lulus dari perguruan tinggi dan belum ada pengalaman mengajar, apalagi menjadi pengurus laboratorium. Tetapi untuk peingkatan akreditasi sekolah saya harus siap menjalani tugas ini.

Siang tadi aku dan temanku mengunjungi laboratorium yang sudah lama tidak terpakai, benar-benar kotor, gelap, pengap, dan sangat tidak layak untuk jadi laboratorium. Saya dan teman saya memisahkan barang-barang yang sudah tak layak dan mengumpulkan barang-barang yang masih bisa dipakai. Ketika sedang asyik membersihkan tiba-tiba datang seorang siswi SD, kehadirannya mengagetkan aku dan temanku karena kami tidak tau kapan dia masuk lab ini, tak terdengar suara pintu terbuka. Karena melihat anak tersebut batuk parah (maaf seperti batuk orang TBC), aku menyuruhnya keluar ruangan:

Percakapan aku dengan siswi itu:

Aku : “sayang, kamu jangan ikut di dalam ya, kamu lg batuk, di luar aja ya nanti batuknya makin parah”,

siswi : gak apa2 kok bu, aku biasa di sini, aku kan yang suka merapihkan dan membuat berantakan LAB ini,

aku : iya tp kamu batuk2, ibu aja yang sehat masuk ruangan ini langsung batuk2,,ydah keluar aja ya, di kelas aja sana, lg pelajaran siapa ? (sambil mengusap rambutnya yang memang terasa kasar dan dingin)

Saking sibuknya aku tak memperhatikan anak itu keluar, tak lama kemudian ada seorang siswa SD masuk dan berkata aneh denganku..

Siswa : “ih ibu ga takut apa di sini kan angker”

aku : angker gimana?ini LAB kotor, jin kan suka yg kotor2, makanya ini nanti ibu suruh petugas sekolah,supaya LAB ini berguna lg, kamu keluar gih, pengap loh.

siswa : katanya pernah ada siswi asrama yang meninggal karena kanker paru-paru dan kuburannya ada di samping rumah bapak kepala yayasan, udah banyak bu yang lihat penampakan dia,,pkoknya kalo ibu lihat siswi rambut ikal kusut, badannya kuruss banget,putih pucat, trus batuk2 gak berenti2 itu wujud penampakan dia bu.

aku : dalam hati (Astaghfirullah, jangan2 yg tadi)..

Temanku yang mendengar percakapan aku dan siswa itu langsung menjerit seketika, aku, temanku, dan siswa segera lari ke luar dari LAB itu, kami menceritakan kepada guru kurikulum dan akhirnya guru itu bersedia menemani kami mengerjakan tugas di LAB lg..

Ketika sampai di LAB siswi misterius itu kembali datang, kali ini aku melihatnya seolah2 dia itu sangat menyeramkan, padahal sebenarnya tidak, hanya memang tubuhnya sangat kurus dan pucat sperti penyakitan, pakaian juga tidak terurus, mungkin karena deskripsi dari siswa tadi yang membuatku takut dengan sosok yang memang bukan manusia itu. Kemudian dia bertanya lagi kepada kami yang di LAB “ibu masih di sini? aku jawab “udah kamu keluar ya jangan di sini, pengap, nanti tambah parah batuknya (sambil menggamit erat ke dua temanku). Kami sangat ketakutan karena menyadari bahwa siswi itu lah yang sering diyakini sebagai penampakan dari arwah siswi yang meninggal akibat penyakit kanker. Siswi tersebut menjawab “aku biasa di sini ibu, siang dan malam, menjaga lab ini, merapihkan kalo ada benda yang jatuh dan rusak, tempatku memang di sini (sambil menembus tembok)..



Astaghfirullah, tubuhnya yang tadi nyata seperti manusia kemudian berubah seperti samar2 atau berbayang dan wajahnya menjadi pucat menyeramkan sebelum akhirnya menembus tembok LAB itu..tidak lama setelah itu “gubrak” torso (patung) bagan tubuh wanita jatuh dari atas rak peralatan LAB..

Mungkinkah kamu tak senang kalo Laboratorium yang telah kamu anggap sebagai rumahmu itu hendak kami dayagunakan kembali dik??
Ako Ambardi BERBAGI CERITA HANTU

Akibat melihat sosok di tempat kejadian xenia maut


Haloo CHI mania balik lagi ni ama tyo di sini kali ini gw mau ceritain kejadian sebulan yang lalu waktu gw ama keluarga cew gw baru bali dari monas(monumen nasional) ooh untuk yang di luar jakarta sekedar info waktu beberapa bulan yang lalu sepet ter jadi kecelakaan maut yang menimpah pejalan kaki di dareah tuguh tani jakarta dekat monas,tersangka apriliani yang mengemudikan mobil xenia hitam tepatnya bulan febuarai tahun ini,,oke kaga usa pake saus  n sedok nyook kita sikat nih cerita,,,
Hari itu hari minggu jam 2 siang gw lagi asik2 ngbrol di rumah cew gw hp cew gw berdering,,terlihat cew gw sedang berbicara dengan kakanya.
cew gw : halooo ka ada apa
kakak : ry kita ke monas yukk ama si edys (anaknya)
cew gw: yuk  ,aja nyokap juga ya
kakak: ok

akhirnya cew gw bilang ke gw untuk pergi ke monas ya gw si ok2 aja,,pergilah kita ke monas dengan 3 sepeda motor motor 1 kakanye cew gw ama suaminye serta anaknye motor 2 gw ama cew gw dan motor 3 nyokapnye cew gw  ama adenye cow…breangkat dari rumah jam 3 sesampai di monas jam 4an karna cukup jauh tempat tinggal kami dari tuguh monas,, di sana kita main sambil wisata kuliner dan  bercanda -canda sambil ngbrol macam2.

jam 9 malam kita putusin buat pulang   sekitar monas memang makin rame karna  pas  pada malam mingguan,,nahh pas di tengah jalan kebetulan motor gw paling  depan ,kita waktu itu lewat stasiun gambir pas di depan hatlte tempat terjadinya kecelakaan gw sempet nunjukin ke nyokapnye cew gw sambil nengok ke belakang karna kan dia di bonceng ama adenye cew gw,,pas dari situ kebetulan ada lampu merah baru gw mau tancep gas ehh tuh lampu merah ya uda gw rem dikit mendadak si,,,ini dia tiba2 GUUBRRAAKKKK..!!! motor gw mentar ke depan sekitar 1,5meter dan gw juga sempaet loncat sedangkan cew gw ikut  mental ke depan tapi untuk kaga ada ape2 dalam hati gw sialan ni orang pas gw liat ternyata  yg nabrak adenye cew gw yg bonceng nyokapnye,,knalpot gw penyok sempet macet dikit dan yg kesian ananknye kakak cew gw kn di bonceng ama gw n cew gw jadi troma gitu minta di bonceng ama ortunye ,,,uda kita akhirnya berhenti sebentar  dan jalan lagi di cikini kita istirahat karna adenye cew gw juga luka2 ringan,,
 di rumah gw sih kaga nyalahin adenye karna gw lihat dia kaya orang  linglung gitu,,pas  lagi cerita2 adenye cew gw itu  bilang gini tadi doni(nama samaran) pas bang tyo kasih tahu halte itu semept lihat cew dan beberapa anak kecil diri di situ dengan mata mengelurkan dara sambil melambaikan tangan,,cew gw bilang ahh uda jng bercanda ahh,,tapi dia meyakinkan apa yg dia bilang itu benar adanya,,mangkanye dia sempet lama ngliatin dan tahu2 dia baru sadar pas nabrak motor gw,,
 nahh di situ memang bisa di katakan jalur tengkorak yg exklusif karna biasanya jalur tengkorak di kelilingin kebun dan hutan tapi klo di situ yg ada gedung kantor,,
oke skian  sorry kaga ada seremnye tapi ini real,,,tuh sampe sekarang knalpot gw  masih pengok,,heheheheh
Ako Ambardi BERBAGI CERITA HANTU

ketemu hantu di di di kuburan......


haii, sebut saja gw aji,ini pengalaman gw sekitar 4 hari yang lalu,ini gw alami sekitar jam 21.30.Saat itu  gw abis pulang dari kosan pacar gw.
gw pulang lewat jalan pintas yang melewati kuburan yang paling angeker di desa itu,sebut aja desa keramat.gw tancap gas dari tempat kosan cewe gw sekitar jam 21.15 dan gw lewat jalan pintas itu,sebelum lewat kuburan itu,dari jauh gw liat ada orang laki-laki,item duduk di pinggir jalan tepatnya di kiri jalan.dan akhirnya gw berenti ga terlalu jauh dari orang itu,sekitar 2 sampai 3 meter dari orang itu.dan gw turun dari motor,tapi mesin motor gw ga di matiin dengan posisi lampu masih menyala dan menyorot ke arah laki-laki itu.gw putusin aja nyalain rokok buat ngusir dingin heheh,,,,
Dan gw lawan rasa takut gw dan putusin buat deketin orang itu,dan gw deketin.akhirnya dia ada tepat di depan gw,tapi dia masih menunduk.gw sich ga nanya apa-apa.Tapi yang gw liat tuh orang kagak punya muka sama sekali alias mukanya rata gw,,kulitnya item semua.langsung aja gw istighfar sebanyak-banyaknya.Gw tau itu pasti hantu,gw bingung saat itu,mau lari dari situ,apa mau gw tanya-tayain nich hantunya,soalnya jujur gw penasaran banget sama hal yang begituan.akhirnya rasa takut gw yang menang,gw ga kuat juga lama-lama liat tuh setan nyeremin banget.
akhirnya gw kabur dari situ dan masih sambil berdoa sepanjang jalan sampai kerumah,dan sampai rumah gw sholat isya,dan setelah itu sudah agak tenang.dan ke esokan harinya gw critaiin sama pacar gw.sebenernya gw penasaran banget sama tuh setan,samapai sekarang gw masih lewat situ terus,karena penasaran pengen ketemu lagi,dan pengen nanya-nanya gt,,hehhe
maaf kalo tulisanya agak kemana-mana,,maklum newbie
Ako Ambardi BERBAGI CERITA HANTU

Kolam angker di rumah kosong!


Hai…ketemu lagi dengan sandi yang menulis cerita”pohon belakang rumahku”. Kali ini sandi akan bercerita lagi tentang mistis yang 100% nyata. Oke gan mari ke teekaapee.
Kisah ini saya dapat dari penuturan tetanggaku yang kebetulan sedang bercerita tentang mistisnya kolam yang berada tak jauh dari tempat tinggalku.jadi begini gan,kolam itu dulunya sebuah kuburan cina yang digali dan dijadikan sebuah kolam untuk kebutuhan seperti utk air minum,mencuci pakaian,dll.memang sebelum kolam itu dibuat ada beberapa kejadian yg mengemparkan warga. Beberapa di antaranya:
1.ada satu kuburan besar yg berpindah dg sendirinya. Misalnya tiba tiba berada di sudut atau kadang mengeluarkan sinar pada malam hari di waktu tertentu. atau yg lebih parahnya lagi kadang ada penampakan seorang kakek kakek mondar mandir yang kalau didekati ternyata itu adalah pocong.
2.sering ada pendatang baru yg tiba tiba kesurupan saat melewati areal mpemakaman tersebut. Setelah dipanggil orang pintar beliau berkata kebanyakan dari mereka dirasuki sosok seperti genderuwo.
nah kalo cerita ini baru saya yg mengalami tepat seminggu setelah kuburan itu digali dan dijadikan kolam. Jadi saat itu saya lagi nuggu teman saya sebut saja robby pada jam 20.00. Aku menunggunya di bangku yg berada persis 5 meteran dari kolam itu. Saat itu kira kira baru 5 menit. tiba tiba ada seorang kakek kakek berbaju kemeja lusuh dan berkulit pucat bertanya padaku. gini percakapanku dg kakek itu.
sandi:s,kakek:k
k:nak,apa kamu tau dimana rumah kakek(dg nada datar)
s:emangnya rumah kakek di mana?
k:di situ nak(menunjuk ke arah kolam)
s:lho,di situkan dulu kuburan,perasaan gak ada rumah di situ.
k:(melotot ke arahku dan berjalan ke tepi kolam itu)
pada saat itu aku gak ngerti kenapa tu kakek melotot ke arahku,tapi kubiarkan ajha toh namanya juga orang tua. Tapi setelah itu aku teringat mana ada kakek kakek di sini padahal cuma ada satu kakek yg ada didaerahku yaitu kakekku. Dg rasa takut bercampur heran kuhampiri kakek tersebut. tapi alangkah terkejutnya aku ketika kakek itu melepaskan kepalanya dan membasuhnya dg air kolam itu sambil menyeringai ke arahku. Pada lehernya yg terpotong keluar darah merah beserta uratnya. Badanku kaku,keringat dingin bercucuran,hati langsung deg degan. Baru sekitar 10 menit kemudian kakek tsb hilang dan kebetulan robby juga sudah menyelesaikan urusannya. Aku tak menceritakan kejadian tadi. karena kalau kuceritakan dia ngacir dong hehehe.
nah kalau cerita yg ini terjadi di rumah kosong tepat di depan kolam angker itu. Konon katanya di rumah itu sering terdengar suara tangisan atau segala macamnyalah. Jadi gini gan waktu itu saya pulang dari rumah teman utk belajar kelompok. Saat melewati rumah itu terdengar suara aneh yg tak bisa diungkapkan dg kata kata. Saat baru beberapa meter dari pintu depan,tiba tiba pintunya terbuka sendiri dan berdirilah sosok bantal guling atau biasa disebut pocong dengan kain kafan berdarah dilengkapi dg matanya yg merah menyala sedang melotot ke arahku. Langsung ajha ku ambil langkah seribu. Sialnya tu di depan kolam angker tsb ada miss kun lagi. Akhirnya aku pun pingsan dg sukses dan saat tersadar sudah berada di rumah. Baru deh kuceritakan pada keluargaku perihal kejadian semalam.
sekian cerita saya gan. mohon maaf kalau tulisan saya kacau atau ceritanya kurang menyeramkan.
Ako Ambardi BERBAGI CERITA HANTU

KARNA CEMBURU AKU TEGA MENYANTET SODARA SEPUPU

Demi melihat saudara sepupuku menggumuli isteri, aku langsung kalap. Bahkan aku tega membuat perutnya buncit, hingga akhirnya dia mati....

Api cemburu memang telah membakar seluruh sel darah dan perasaanku. Tapi aku sulit mene-rima jika dikatakan kecemburuanku itu tak lebih sebuah “cemburu buta.” Sebab, dengan mata kepalaku sendiri aku melih

at Melati (nama samaran), isteriku digumuli oleh laki-laki lain.
Awalnya, aku memang tak pernah percaya bahwa Jo, saudara sepupuku yang telah senasib seperjuangan merantau di negeri Jiran (Malaysia) itu akan mengkhianatiku. Bahkan isyu-isyu yang sempat berhembus di tempat kami bekerja yang menyatakan Jo berselingkuh dengan Melati, kuanggap sebuah fitnah yang amat keji.

Jo terlalu baik padaku. Wajar jika sebagian penghasilanku sebagai buruh bangunan di perantauan selalu kukirim ke Melati lewat dia. Jo lah yang kupercaya untuk “hilir mudik” ke kampung halaman mengantar nafkah untuk anak isteriku itu. Terlebih, Thole, anak kami satu-satunya sudah mulai masuk ke bangku SLTP di kampung. Ya, semua seolah memacu semangatku untuk bekerja lebih keras lagi mengumpulkan Ringgit di negeri Jiran.
Hari-hari indah bersama Melati selalu mengusik mimpi-mimpiku. Ada kerinduan yang amat dalam yang hanya bisa kutahan di perantauan. “Oh, isteriku, mungkinkah isyu itu benar-benar ada dan terjadi atas dirimu?” batinku.
Lama-lama aku memang mulai gelisah. Terlebih Parto, yang juga teman sekerjaku, tadi siang sempat menasihatiku.

“Memang, sebaiknya kamu cepat pulang kampung, Yan. Itupun kalau kamu tidak ingin rumah tanggamu hancur!” ucap Parto pelan sembari mengelus-elus pundakku.
“Apa maksudmu berkata seperti itu, To?” tukasku kaget.
Lama Parto terdiam. Seolah ingin menata kalimat selanjutnya yang dirasa cukup pantas untukku.
“Begini...” lanjut Parto. “Kamu harus hati-hati sama Jo. Meski dia saudara sepupumu, tapi laki-laki sama saja. Melati, isterimu terlalu ringkih untuk menghadapi kenyataan berpisah cukup lama dengan sang suami. Dan, masa tiga tahun memang bukan ukuran pendek untuk menahan rindu....”

“Parto! Aku peringatkan, jika kamu masih ingin menjadi sahabatku, jangan kau ulangi fitnah-fitnah kejimu itu, mengerti?” bentakku. Parto nampak terkejut sekali melihat sikapku.
“Tahukah kamu, Jo itu bukan orang lain. Pantas isterimu di kampung minta cerai gara-gara omonganmu yang tajam seperti itu!” geramku sambil langsung mencengkeram krah baju Parto. Kontan, Parto pucat-pasi menerima kemarahanku. Dia pun minta ampun sebelum ngeloyor pergi.
Tapi, diam-diam aku tak mampu membohongi hatiku. Ada bara dalam jiwa atas isyu-isyu yang beredar di tempat kerjaku itu. Aku tidak tenang, malah tadi pagi ibu jariku terkena pukulan palu yang kuayun sendiri. Terlebih baru kemarin lusa Jo kusuruh mudik mengantar jatah gaji buat Melati. Duh Gusti Allah, rasanya ingin malam ini juga kuseberangi selat Malaka yang ada di kejauhan sana.

Akhirnya secara diam-diam aku mudik. Tekadku telah bulat ingin membuktikan isyu gila yang sempat berhembus ke Malaysia itu. Terpaksa aku naik pesawat terbang untuk mempercepat waktu, tapi tak ayal memasuki terminal terakhir di kotaku tetap menjelang dini hari. Padahal aku memperkirakan selepas Maghrib sudah tiba di rumah.
Entah, dorongan darimana aku ingin menuju kampung halaman malam itu juga, dengan sebuah ojek. Tapi kira-kira 1 Km menjelang rumahku, ojek berhenti. Aku melingkar menembus kebun singkong di belakang rumah dan dengan mengendap-endap menyusup tepat di luar kamar Melati, isteriku!
Untunglah, kamar Melati masih separo papan hingga aku bisa mengintip lewat celah-celah sirap itu. Ternyata Melati belum lelap. Dadaku berdegub kencang melihat tubuh isteriku yang sintal itu mene-lentang di atas ranjang. Ia menerawang ke langit-langit kamar sambil sesekali menghela nafas panjang. Ya, mungkin sedang memikirkan aku, merindukan aku, mungkin.
Thole, anakku tidak tampak di sampingnya. Barangkali sedang menginap di rumah neneknya, sebagaimana kebiasaan Thole sejak kecil.

Malam terus bergulir dan merambat ke dini hari. Melati bangkit dari pembaringaan, keluar kamar. Masuk lagi dan duduk di depan cermin. Dan Masya Allah, dia bersolek di depan cermin! Bahkan melepas CD dan branya. Tak ayal nafasku memburu melihat dua bukit yang ranum dan padat itu. Setelah itu ia keluar lagi, dan ya Tuhan, balik lagi ke kamarnya dan menuntun seorang laki-laki!
Nyaris aku tak mampu menahan diri, tapi aku masih ingin bukti. Kakiku menggigil seketika dan seluruh persendianku seperti copot begitu menyaksikan laki-laki itu langsung menciumi wajah isteriku. Laki-laki itu adalah Jo, adik sepupuku sendiri yang kemarin lusa kusuruh mengantarkan penghasilanku untuk Melati.
Dengan penuh nafsu Jo menciumi wajah, bibir, leher, dan ujung-ujung bukit di dada isteriku. Karuan saja, Melati menggeliat tak tahan diperlakukan seperti itu dan langsung melepas daster transparan yang ia kenakan malam itu.

Degup jantungku kian terpacu. Aku hampir pingsan menyaksikan tubuh isteriku direbahkan di atas kasur seraya membuka kedua kakinya. Dengan profesional Jo memanggul kaki-kaki Melati yang mulus dan jenjang itu, dan seterusnya aku tak mau menceritakannya di sini.
Aku spontan melompat pintu depan rumahku. Dengan bara emosi yang tumpah, kuterjang pintu dan jebol seketika. Kedua insan yang tengah bergumul di kamar itu terkesiap. Jo sedianya mau lari karena panik, tapi dengan kalap kuhantam dadanya yang bidang dengan tinjuku kemudian kuterjang tepat kemaluannya hingga ia roboh tak berkutik di lantai. Melati menjerit-jerit, tapi sebelum aku ambil langkah seribu masih sempat memukul telak ibu dari anakku itu.
Selebihnya aku segera mengambil langkah seribu, menembus ujung pagi yang masih berkabut. Sesampainya di terminal kota aku naik bus ke arah timur. Dalam kendaraan itu aku tanpa tujuan pasti, hanya membawa kehancuran hati. Akhirnya menjelang petang aku tiba di kota Banyuwangi. Aku mulai kebingungan, akankah aku terus menyeberang ke Bali? Lalu ke mana tujuanku nanti?
Kebingungan mulai merajuk ke benakku. Akhirnya aku menginap di sebuah Losmen kelas melati. Dari perbincangan dengan sesama tamu, diam-diam aku menyadap inti perbincangan yaitu soal santet. Kata tamu (yang sama-sama menginap di losmen itu), ada tukang santet ampuh di sebuah desa di Banyuwangi Selatan. Dia mau dimintai jasa untuk menyantet siapapun, asalkan dibayar. Tapi praktek itu sangat rahasia, karena takut dihakimi oleh massa.
Tanpa basa-basi, esoknya aku meluncur ke desa itu. Letaknya cukup terpencil, karena harus naik turun perbukitan dan menyeberangi beberapa sungai. Jarak antara rumah satu dengan yang lain saling berjauhan hingga tak satupun orang yang menyangka bahwa aku butuh jasa dukun santet.

Ringkas cerita, akhirnya aku tiba di rumah dukun santet itu....
“Tolonglah saya, Mbah!” ucapku setengah merengek setelah kami terlibat perbincangan yang cukup panjang. “Saya ini menderita batin, Mbah. Ketika merantau ke Malaysia, isteri saya berselingkuh dengan saudara sepupu saya sendiri.”
“Mungkin itu fitnah!” tukas laki-laki tua itu.
“Tidak, Mbah, saya tahu dengan mata kepala saya sendiri, ketika laki-laki itu bergumul di ranjang dengan isteri saya...” lanjutku tak mampu menahan diri, terisak-isak.
“Laki-laki kok nangis! Tujuanmu kemari untuk menyantet laki-laki yang meniduri isterimu itu, kan?”
“I...iya, Mbah...”
“Kamu yang menanggung segala dosa-dosanya kelak di hadapan Gusti Allah?” tatapnya, melotot. Wajah laki-laki itu bukan saja angker sekaligus agak menjijikan. Betapa tidak, wajahnya yang tirus penuh bopeng. Mungkin dulu bekas terkena cacar air, pikirku. Rambutnya gondrong sebahu, dan dengan jenggot panjang yang jarang-jarang mengingatkanku pada seekor kambing jantan. Hidungnya agak bengkok, dan tatkala terkekeh giginya tampak kotor kekuning-kuningan. Bibirnya menghitam lantaran terbakar asap kretek yang terus mengepul. Tubuhnya kurus dan jangkung, tapi tatapan matanya tajam bak mata elang kelaparan.
Setelah mendengar semua penu-turanku, laki-laki itu masuk ke biliknya. Keluar lagi dengan membawa sebutir telur ayam kampung dan minyak wangi (kalau tidak salah Cap Serimpi). Diolesinya telur itu dengan minyak wangi. Perlahan-lahan namun pasti ia mengelus dan mengelus telur itu sembari memejamkan matanya.
“Nama laki-laki itu siapa, Nak?” tanyanya masih tetap terpejam dan mengelus telur ayam di tangan kirinya.
“Jo, Mbah...” jawabku.
“Hari kelahirannya kamu tahu?” celetuknya.
Aku mengerutkan kening, tapi aku terlonjak karena ingat weton (kelahiran) si Jo.
“Anu, Mbah, Jum’at Pahing, ya-ya, Jum’at Pahing, Mbah!” kataku dengan wajah berbinar.
“Jum’at 6, Pahing 9, jadi 15! Wah, ini matinya lima belas hari lagi, Nak!” ujarnya yang membuat bulu kudukku merinding seketika. Di antara ketakutan, aku berusaha mempercayai ramalan itu.

Hari menjelang malam ketika pak tua itu mengajakku ke suatu tempat. Tempat itu puncak sebuah bukit kecil. Di situ ia mengambil sebuah uborampe untuk menyantet, yaitu paku usuk tujuh buah yang sama-sama sudah karatan, tengkorak manusia, bumbung, dan keris kecil sepanjang satu jengkal. Kemudian balik lagi ke rumahnya, membuat sesaji lengkap; ada bunga telon, kafan, telur ayam kam-pung, minyak wangi dan entah apalagi yang aku tidak mengenalinya.
Pak tua itu lalu membuat boneka dari tepung terigu, mirip adonan roti. Boneka itu diisi mantra-mantra kemudian digeletakkan di atas nampan bersama ubo-rampe tadi. Kemudian dia membakar kemenyan di sebuah anglo pedupaan. Asap dupa mengepul memenuhi ruangan pribadinya yang sempit. Saya disuruh mengamati tujuh butir telur ayam kampung itu. Sekejap kemudian aku terpekik, karena melihat salah satu dari telur itu ada wajah si Jo, saudara sepupuku.
“Mbah! I...itu, di telur itu ada wajah si Jo, Mbah!” seruku.
Laki-laki itu membuka matanya dan mencomot telur bergambar Jo itu. Aneh, mirip komputer saja, pikirku benar-benar penasaran. Telur yang baru dicomot itu dimasukkan ke perut boneka tepung tadi, hingga tampak membuncit (membusung). Boneka itu sebesar paha, yang dilengkapi dengan anggota tubuh, pusar, mata, mulut, dan alat kelamin.
“Ayo sekarang kita keluar rumah!” ajak pak tua.
Aku mengikuti langkahnya, ternyata hanya di tengah halaman. Ia menghadap lurus ke barat dimana kampungku berada.
“Pegang boneka ini kuat-kuat jangan sampai lepas, ya!” perintahnya. Dengan wajah tegang diambilnya tujuh paku berkarat itu dan dengan kejam ditusuknya perut buncit boneka itu. Aneh, boneka itu bergetar. Aku kaget. Bahkan boneka itu mengaduh dan meronta.
Pak tua itu tak peduli. Diambil lagi paku-paku berkarat itu sampai habis, lalu ganti keris kecil dan semua ditusukkan ke perut boneka. Gila, cairan hangat kental muncrat ke wajahku. Baunya anyir, dan kuingat-ingat itu bau darah segar. Aku mual dan bergidik, karena boneka itu mengejang dan berkelenjotan di tanganku.
“Nah, sudah selesai! Kita tunggu lima belas hari lagi dia pasti mati, Nak!” katanya dengan suara dingin. “Terus terang, Mbah paling benci dengan lelaki yang mengganggu isteri orang,” tegasnya.

“I...iya, Mbah!” suaraku serak karena tercekam takut.
Entah mengapa, diam-diam aku merasa ketakutan. Merasa ngeri sendiri jika mengingat-ingat proses gaib tadi. Tapi sudah terlanjur, apa yang akan terjadi, terjadilah.
“Berapa maharnya, Mbah?”
“Tiga juta rupiah saja! Biasanya lima juta, tapi karena saya kasihan padamu, ya cukup itulah, Nak!” kata pak tua itu.
Akhirnya kurogoh lipatan uang di dompetku dan setelah kuhitung sejumlah tiga juta kuserahkan kepadanya. Kontan wajah pak tua itu tampak sumringah yang serta merta memasukkan duit itu ke lipatan sabuknya.
Setelah itu aku pulang ke rumah. Rencanaku aku akan menuntut Jo ke depan yang berwajib, tapi keburu polisi menangkapku. Aku dituduh menganiaya Jo dan isteriku sampai Jo dibawa ke rumah sakit! Aneh, saat kulihat perut Jo buncit. Dia hanya mampu mengerang-erang di ranjang rumah sakit. Kata dokter, membengkaknya perut itu akibat tendangan maut di bawah pusar yang mengakibatkan luka dalam pada usus halus dan usus besarnya.
“Dia harus dioperasi secepatnya kalau ingin nyawanya tertolong,” demikian kata dokter.
Aku hanya mencibir sinis. Dua hari kemudian aku dijebloskan ke sel tahanan. Dalam proses peradilan pihak penegak hukum mengalami kesulitan, karena Jo meninggal setelah lima belas hari dirawat di rumah sakit. Tapi atas kesaksian isteriku, aku dijebloskan ke bui selama 7 tahun. Cuma satu yang meringankanku, tak pernah dihukum dan menyesal telah menganiaya saudara sepupuku itu. Belum lengkap penderitaanku, karena setelah keluar dari penjara aku harus melakukan proses perceraian di Pengadilan Agama.
Ya Tuhanku, masih adakah pintu taubat terbuka untukku? Hanya itu yang bisa kuucapkan setiap kali aku sholat. Thole anakku pun rupanya juga membenciku, dan itu mungkin karena provokasi dari orang-orang luar, termasuk mertuaku.

Bagaimana dengan Melati? Dia pernah menemuiku dan mengatakan sebenarnya dia masih mencintaiku. Dia ingin kembali padaku. Mungkinkah? Hatiku yang paling dalam mengatakan, “Maaf, hal itu tidak mungkin lagi, Melati. Maafkan aku, cintaku telah terkubur bersama dendamku....”
Kini, kupasrahkan hidup dan matiku hanya kepada Tuhan...!
Kisah mistis ini dituturkan oleh Yan
Ako Ambardi BERBAGI CERITA HANTU