Cerita Hantu Indonesia


Tampilkan postingan dengan label mitologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mitologi. Tampilkan semua postingan

KERAJAAN GAIB GUNUNG PAMATON

Bagi para pelaku spiritual di Kalimantan Selatan, Gunung Pamaton yang terletak di wilayah Kecamatan Aranio Banjar sudah tidak asing lagi karena diyakini sebagai pusat kerajaan gaib. Gunung Pamaton merupakan tahta raja-raja zaman dahulu kala yang telah menjadi dewata. Menurut kepercayaan masyarakat Banjar, raja-raja Nagara Dipa dan Nagara Daha tidak wafat melainkan moksa (menghilang secara gaib) dan kemudian berkumpul di kerajaan gaib di Gunung Pamaton. Bahkan pada zaman dahulu, masyarakat Banjar yang tinggal di sekitar Gunung Pamaton jika akan menggelar hajatan bisa meminjam piring dan mangkok melamin di Gunung Pamkaton melalui perantara orang pintar yang memiliki akses langsung dengan makhluk dari alam gaib itu. Meski diyakini benda-benda itu masih ada dan tersimpan rapi di kerajaan gaib, namun tradisi meminjam piring dan mangkok melamin itu saat ini sudah tidak ada karena makhluk dari kerajaan gaib di Gunung Pamaton enggan lagi mengeluarkan benda-benda itu ke alam nyata. Padahal bukan hanya piring dan mangkok yang ada di kerajaan gaib tersebut. Bahkan konon tahta Pangeran Surya Ananta dan Puteri Junjung Buih di kerajaan Nagara Dipa, terbuat dari emas murni. Sementara mahkotanya emas bertabur permata mulia seperti zamrud dan intan berlian. Begitu juga dengan keris Naga Runting dan Tipa Salira, dimana gagang dan warangkanya bertatahkan emas dan intan berlian. Benda-benda pusaka dari kejaan gaib tersebut hingga saat ini masih menjadi incaran para pelaku spiritual di Banjar. “Bahkan orang-orang dari luar Banjar juga banyak yang mencoba peruntungan dengan ikut memburu benda pusaka tersebut,” ujar Abdul Fatah kepada Misteri. Dikatakan dia, suatu hari dirinya kedatangan orang yang mengaku masih keturunan Candi Agung Amuntai. Utuh, demikian nama orang itu, mengatakan dia berhak untuk mengambil benda pusaka milik leluhurnya dari kerajaan gaib Gunung Pamaton. Abdul Fatah pun mempersilahkan. Bahkan dia kemudian memanggil teman-temannya untuk membantu Utuh mengambil benda pusaka yang diklaim milik leluhurnya itu. Setelah itu, mereka lantas menyiapkan perlengkapan ritual seperti dupa dan sesajen seperti kue lemang, apem, cincin dan lain-lain. Perlengkapan itu dibeli di warung-warung di Kota Martapura dan Banjarbaru. Namun ternyata tidak lengkap semua karena pisang mahuli yang seharusnya satu sisir ternyata cuma ada beberapa biji, itupun sudah tidak segar lagi. Dengan perlengkapan seadanya, Abdul Fatah dan kawan-kawannya menuju ke Gunung Pamaton di tengah malam buta. Mereka mengendarai motor melewati jalan yang basah dan licin. Sampai di Gunung Pamaton, Utuh segera membakar kemenyan dan menggelar sesajen yang mereka bawa di atas tikar dekat tempat pembakaran dupa. Utuh menyuruh agar Abdul Fatah dan kawan-kawannya membuat lingkaran dengan membentangkan kedua tangannya serta saling berpegangan dengan teman yang ada di sebelah kanan-kirinya sambil memejamkan mata seraya melantunkan zikir salah satu asmaul husna dari awal sampai prosesi selesai. Setelah semua siap, Utuh mulai melakukan ritualnya. Di tengah prosesi ritual, Abdul Fatah mendengar auman harimau. Namun ia dan kawan-kawannya tetap memejamkan mata sesuai perintah Utuh. Setelah itu Abdul Fatah dan teman-temannya mendengar pertarungan antara Utuh dengan harimau gaib, salah satu penunggu Gunung Pamaton. Pertarungan itu terdengar sangat seru. Berulangkali harimau itu mengaum disusul dengan suara orang jatuh, seperti terpelanting ke tanah. Karena penasaran, Abdul Fatah membuka matanya. Namun dia tidak bisa melihat sosok harimau gaib yang tengah bertarung dengan Utuh. Dia hanya melihat Utuh bersilat sendiri, memukul, menendang, menghindar dan kadang badannya terlempar sendiri dengan keras hingga jatuh ke tanah dengan suara berdebam. Akhirnya Utuh duduk bersimpuh di tanah sambil kedua tangannya dirapatkan ke depan dada, lalu membungkuk setengah badan. Setelah itu Utuh terkulai lemas. Rupanya Utuh kalah bertarung melawan harimau siluman. Pengambilan pusaka gaib di Gunung Pamaton tidak membuahkan hasil. Menurut Utuh kegagalan itu karena pada saat prosesi ada di antara mereka yang melanggar aturan yang melarang mereka untuk membuka mata. “Memang saya membuka mata. Namun menurut saya buka faktor itu yang menyebabkan kegagalan prosesi pengambulan pusaka di kerajaan gaib Gunung Pamaton. Saya lebih percaya para penguasa kerajaan gaib di Gunung Pamaton belum berkehendak memberikan pusakanya kepada manusia, dalam hal ini kepada Utuh,” ujar Andul Fatah. Sebenarnya, harimau gaib, yang kata Utuh, berwarna putih itu hanyalah penjaga lapisan pertama di kerajaan gaib GUnung Pamaton. Kadang harimau itu turun ke taman hutan rakyat (Tahura) yakni kawasan hutan lindung yang boleh dikelola oleh masyarakat sekitarnya. Kawasan Tahura selama ini sering dijadikan lokasi kemping oleh para muda-mudi. Sudah banyak orang yang menyaksikan penampakkan harimau gaib ini. Salah satunya dialami oleh Fauzi saat masih duduk di banhgku SMA di daerah itu. Saat itu Fauzi dan teman-teman sekolahnya mengadakan kemping di Tahura yang letaknya tidak jauh dari Gunung Pamaton. Pada malam hari, ketika mereka sedang berkumpul di dekat api unggun sambil bernyanyi diiringi petikan gitar, harimau gaib itu muncul. Fauzi yang tengah memainkan gitar tiba-tiba terpekik melihat harimau yang tengah menuju ke arahnya. Teman-temannya spontan berhenti bernyanyi dan bertanya ada apa. Namun saat itu Fauzi tidak bisa berkata-kata . mulutnya seperti terkunci. Hanya tangannya yang terus menunjuk ke arah datangnya harimau putih tersebut. Namun teman-temannya semakin bingung karena mereka tidak melihat apa-apa dari atah yang ditunjukkan Fauzi. Saking takutnya Fauzi lantas jatuh pingsan sehingga dibawa masuk ke dalam tenda. Esoknya mereka langsung pulang dan tidak meneruskan kemping yang semula direncanakan akan dilangsungkan sampai beberapa hari. Setiba di rumah, Fauzi jatuh sakit cukup lama. Sakit Fauzi baru dapat disembuhkan setelah mendapat pengobatan dari “orang pintar”. Menurut “orang pintar” tersebut, harimau itu menampakkan diri karena merasa terusik dengan kehadiran anak-anak yang melakukan kemping. Cerita lain dituturkan Mandi Angin, warga sekitar Gunung Pamaton. Sewaktu kecil, dia mengaku pernah bertemu seorang lelaki muda, gagah tampan dengan mengenakan pakaian layaknya seorang raja. Laki-laki berperawakan tinggi besar itu menunggang kuda putih. Kuda itu sangat kekar dan terlihat mendapat perawatan yang bagus. Laki-laki itu kemudian mengajak Mandi Angin kecil untuk naik ke atas kudanya. Tanpa berpikir panjang Mandi Angin langsung menerima ajakan itu. Setelah Mandi Angin duduk di pelana, kuda langsung berlari dengan kecepatan tinggi. Antara kuda dan tuannya sangat menyatu sehingga kuda itu langsung tahu kemana tujuan tuannya. Tidak berapa lama mereka tiba di sebuah kerajaan yang sangat megah dan indah. Seluruh penduduknya, baik laki-laki maupun perempuan berpakain serba putih. Ketika memasuki kerajaan, semua orang yang ditemuinya menunduk hormat kepada laki-laki penunggang kuda putih tersebut. Sampai di stau tempat, Mandi Angin melihat seorang perempuan yang sangat cantik dengan rambut hitam yang sangat panjang hingga diperlukan beberapa orang dayang untuk menyisirnya. “Dia permaisuri di kerajaan ini,” jawab Laki-laki penunggang kuda putih ketika Mandi Angin menanyakannya. Entah berapa lama Mandi Angin dibawa kelilinmg kerajaan. Hampir semua sudut kerajaan disinggahi, namun mereka tidak turun dari atas kuda. Setelah puas, penunggang kuda putih berpakaian ala raja itu lantas mengajak Mandi Angin kembali ke kampungnya. “Sampai saat ini saya tidak mengerti di mana sebenarnya kerajaan itu berada. Namun dugaan saya, laki-laki berpakaian seperti raja itu adalah Pangeran Surya Ananta. Sedangkan perempuan berambut panjang itu tidak lain yakni Putri Junjungan Buih. Mereka bertahta di kerajaan gaib di Gunung Pamaton,” cetus Mandi Angin yang kini telah berusia lanjut.
Ako Ambardi mitologi

Burung Hantu dan Ragam Mitos Makhluk Halus

Burung hantu merupakan burung yang memiliki bentuk fisik yang unik, terutama mata. Mata burung hantu yang besar menimbulkan kesan menakutkan. Burung hantu konon sebagai makhluk yang mengetahui gerak gerik keberadaan makhluk halus. Dilansir dari beberapa sumber yang kami rangkum untuk Anda, Kamis (3/2/2011). Mitos mengenai burung hantu tidak hanya ada di Indonesia, di mancanegara misalnya, suku Indian juga memberikan penghargaan kepada burung hantu, karena melambangkan kebijaksaan dan sebagai dewa penolong. Berbeda lagi dengan mitologi Romawi dimana burung hantu identik dengan kematian. Konon kematian kaisar-kaisar Romawi akibat rumahnya didatangi burung hantu terlebih dahulu. Masih dari mitos di Romawi, konon Burung hantu adalah jelmaan dari tukang sihir yang mencari darah para bayi untuk dihisap. Menyeberang ke Yunani ada pendapat lain lagi, ternyata burung hantu dimuliakan karena dianggap sebagai pelindung pasukan perang. Tak jauh berbeda dengan Yunani, di Inggris bagian Utara, konon jika meilhat burung Hantu akan membawa keberuntungan. Masih banyak Kepercayaan lain yang tumbuh menyangkut burung hantu seperti seseorang akan meninggal jika menirukan suara burung hantu. Konon burung hantu yang berkicaau adalah tanda memanggil roh halus, jika ada seseorang yang menirukan suaranya, dan sang burung hantu tidak menjawab lagi maka orang itu akan meninggal. Kepercayaan yang lain adalah membunuh burung hantu akan mengakibatkan kematian bagi si pembunuh burung hantu dengan waku yang relatif cepat. Ada mitos menarik lainnya yaitu jika Anda memiliki bayi yang rewel ketika akan tidur, cobalah taruh buku burung hantu di sbelah bantal konon dapat membuat si anak rewel menjadi diam dan tertidur. Selain mitos di atas, ada juga fakta menarik tentang burung hantu, mereka adalah predator terbaik di malam hari, kemampuan melihatnya yang tajam menjadikan tikus dan ular sebagai mangsa yang empuk sehingga manusia seringkali menggunakan jasa burung hantu sebagai pemburu di ladang pertanian. Dengan informasi di atas, hal-hal yang jelas merupakan mitos yang kebenarannya sulit dibuktikan secara empiris, sudah selayaknya ditinggalkan. Sebagai manusia yang memiliki kesempurnaan, tentu akan bijak menaggapi beragam mitos yang beredar, karena faktanya kekuatan terbesar dimuka bumi ini seluruhnya telah diatur oleh Sang Pencipta.
Ako Ambardi mitologi

Nama-nama Mitologi Hantu dalam Tradisi Jawa

Jakarta - Masyarakat Jawa baik di Tengah atau Timur ternyata begitu kuat memegang adat dan tradisi, termasuk mitologi yang diwariskan secara turun-temurun. Terlebih para orang tua yang seolah sudah mendarahdaging dan menadrisi, rasanya seperti kurang afdhal dan sulit untuk dihilangkan begitu saja. Bagi yang sudah lama dan kuat memegang tradisi ini, ada berbagai macam mitos yang di dalamnya juga terdapat hal-hal mistis yang bersifat unik. Pada pembahasan kali ini, akan mengemukakan beberapa mitos roh-roh alam yang dalam bahasa Jawa disebut ‘memedi’ yang ada dan terus berkembang dalam kepercayaan masyarakat Jawa seperti dilansir dari wacananusantara (11/5/2011). Beberapa mitologi warisan leluhur Jawa itu atara lain: Anja-Anja Anja-anja adalah memedi (hantu) darah yang berupa manusia, yang akan menghisap manusia yang sedang tidur sehingga menimbulkan sakit yang sangat dan menyebabkan bercak-bercak biru di kulit. Ketika ada orang yang meninggal dengan bercak-bercak biru ini, maka orang-orang Jawa akan mengatakan “dilat Anja-anja” atau dijilat Anja-Anja. Antu Alas Antu ini adalah memedi (hantu) hutan. Hantu ini hanya menampakan diri di malam hari kepada orang-orang yang sedang berdiam di hutan atau yang sedang melewati hutan. Antu Alas berwujud awan atau kabut tebal yang secara perlahan berubah menjadi bentuk orang atau bentuk lainnya yang mengerikan. Selain berwujud mengerikan, suara yang berat dan tawa yang mengerikan menjadi ciri khas memedi ini. Karena wujud dan suaranya yang menakutkan membuat orang yang melihatnya menjadi sakit. Antu Darat Antu darat biasanya tinggal di kaki pohon tua. Pada malam hari, dia meninggalkan tempatnya dalam pakaian seorang haji. Dengan cara ini, Antu Darat membuat orang-orang yang dijumpainya terkejut dan menjadi sakit keras atau pun menjadi linglung untuk waktu yang tidak ditentukan. Antu Laut Antu laut ditakuti oleh para pelaut karena selalu mendatangkan cuaca buruk atau musibah. Memedi ini menampakkan diri dalam bentuk bola api atau bintang yang menyala yang jatuh di ujung tiang kapal. Bila Antu Laut datang, konon dipercaya akan diiringi oleh cuaca buruk seperti badai, dan rintangan laut lain. Antu Omah Antu Omah dikenal sebagai memedi rumah yang mendiami api tungku pemanas di rumah. Memedi ini akan keluar berbentuk asap yang kemudian menyerupai sosok manusia. Orang yang melihat memedi ini akan ketakutan dan menderita perut kembung. Banaspati Merupakan sosok yang menakutkan dengan wujud raksasa. Tangan dan kaki mengarah ke udara dengan posisi kepala berada di bawah serta mulutnya yang bergoyang. Dengan lompatan yang dahsyat, Banaspati akan menerkam mangsanya yang kemudian dihisap darahnya. Orang yang bertemu dengan memedi ini konon akan sakit bahkan sampai dengan mati. Bajag Angrik Merupakan memedi kecil di hutan dalam wujud anak-anak yang berdatangan. Apabila melihat orang, memedi ini konon akan menakut-nakuti dengan sikap mengancam. Bermana dan Bermani Hantu ini merupakan memedi dari pasangan laki-laki dan peempuan yang telah meninggal dunia. Sifatnya menggoda pasangan yang telah menikah. Blorong Blorong dalam kepercayaan orang Jawa sering dipanggil ‘Nyai Blorong’. Sebagai Nyai, Blorong digambarkan sebagai perempuan yang cantik setengah ular dengan busana yang mewah dan menawan. Nyai Blorong mendiami istana-istana di daerah berawa yang dibangun dari tubuh korban-korbannya. Biasanya di tempat tersebut banyak ditemui kembang teratai untuk menyembunyikan tubuh-tubuh yang menjadi korbannya. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Nyai Blorong akan memberikan segala kekayaan yang idamkan oleh manusia dengan syarat harus menjadi pekerjanya setelah perjanjian habis. Perjanjiannya tersebut konon berlangsung selama 14 tahun dan setiap tahun sebagai penggantinya harus memberikan seorang anak kecil atau sanak keluarga. Setelah masa perjanjian habis, maka yang menerima harta akan merasakan kesengsaraan dan kesakitan yang sebenarnya. Bontot Bergentayangan di jalan-jalan sunyi, tidur melintang di jalan ketika ada orang lewat, dengan cara ini maka seorang pejalan kaki akan tersandung lalu kemudian terkejut hingga tak sadarkan diri.Jakarta - Masyarakat Jawa baik di Tengah atau Timur ternyata begitu kuat memegang adat dan tradisi, termasuk mitologi yang diwariskan secara turun-temurun. Terlebih para orang tua yang seolah sudah mendarahdaging dan menadrisi, rasanya seperti kurang afdhal dan sulit untuk dihilangkan begitu saja. Bagi yang sudah lama dan kuat memegang tradisi ini, ada berbagai macam mitos yang di dalamnya juga terdapat hal-hal mistis yang bersifat unik. Pada pembahasan kali ini, akan mengemukakan beberapa mitos roh-roh alam yang dalam bahasa Jawa disebut ‘memedi’ yang ada dan terus berkembang dalam kepercayaan masyarakat Jawa seperti dilansir dari wacananusantara (11/5/2011). Beberapa mitologi warisan leluhur Jawa itu atara lain: Anja-Anja Anja-anja adalah memedi (hantu) darah yang berupa manusia, yang akan menghisap manusia yang sedang tidur sehingga menimbulkan sakit yang sangat dan menyebabkan bercak-bercak biru di kulit. Ketika ada orang yang meninggal dengan bercak-bercak biru ini, maka orang-orang Jawa akan mengatakan “dilat Anja-anja” atau dijilat Anja-Anja. Antu Alas Antu ini adalah memedi (hantu) hutan. Hantu ini hanya menampakan diri di malam hari kepada orang-orang yang sedang berdiam di hutan atau yang sedang melewati hutan. Antu Alas berwujud awan atau kabut tebal yang secara perlahan berubah menjadi bentuk orang atau bentuk lainnya yang mengerikan. Selain berwujud mengerikan, suara yang berat dan tawa yang mengerikan menjadi ciri khas memedi ini. Karena wujud dan suaranya yang menakutkan membuat orang yang melihatnya menjadi sakit. Antu Darat Antu darat biasanya tinggal di kaki pohon tua. Pada malam hari, dia meninggalkan tempatnya dalam pakaian seorang haji. Dengan cara ini, Antu Darat membuat orang-orang yang dijumpainya terkejut dan menjadi sakit keras atau pun menjadi linglung untuk waktu yang tidak ditentukan. Antu Laut Antu laut ditakuti oleh para pelaut karena selalu mendatangkan cuaca buruk atau musibah. Memedi ini menampakkan diri dalam bentuk bola api atau bintang yang menyala yang jatuh di ujung tiang kapal. Bila Antu Laut datang, konon dipercaya akan diiringi oleh cuaca buruk seperti badai, dan rintangan laut lain. Antu Omah Antu Omah dikenal sebagai memedi rumah yang mendiami api tungku pemanas di rumah. Memedi ini akan keluar berbentuk asap yang kemudian menyerupai sosok manusia. Orang yang melihat memedi ini akan ketakutan dan menderita perut kembung. Banaspati Merupakan sosok yang menakutkan dengan wujud raksasa. Tangan dan kaki mengarah ke udara dengan posisi kepala berada di bawah serta mulutnya yang bergoyang. Dengan lompatan yang dahsyat, Banaspati akan menerkam mangsanya yang kemudian dihisap darahnya. Orang yang bertemu dengan memedi ini konon akan sakit bahkan sampai dengan mati. Bajag Angrik Merupakan memedi kecil di hutan dalam wujud anak-anak yang berdatangan. Apabila melihat orang, memedi ini konon akan menakut-nakuti dengan sikap mengancam. Bermana dan Bermani Hantu ini merupakan memedi dari pasangan laki-laki dan peempuan yang telah meninggal dunia. Sifatnya menggoda pasangan yang telah menikah. Blorong Blorong dalam kepercayaan orang Jawa sering dipanggil ‘Nyai Blorong’. Sebagai Nyai, Blorong digambarkan sebagai perempuan yang cantik setengah ular dengan busana yang mewah dan menawan. Nyai Blorong mendiami istana-istana di daerah berawa yang dibangun dari tubuh korban-korbannya. Biasanya di tempat tersebut banyak ditemui kembang teratai untuk menyembunyikan tubuh-tubuh yang menjadi korbannya. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Nyai Blorong akan memberikan segala kekayaan yang idamkan oleh manusia dengan syarat harus menjadi pekerjanya setelah perjanjian habis. Perjanjiannya tersebut konon berlangsung selama 14 tahun dan setiap tahun sebagai penggantinya harus memberikan seorang anak kecil atau sanak keluarga. Setelah masa perjanjian habis, maka yang menerima harta akan merasakan kesengsaraan dan kesakitan yang sebenarnya. Bontot Bergentayangan di jalan-jalan sunyi, tidur melintang di jalan ketika ada orang lewat, dengan cara ini maka seorang pejalan kaki akan tersandung lalu kemudian terkejut hingga tak sadarkan diri.
Ako Ambardi mitologi

Misteri Pasir Hidup

Pasir hidup adalah mekanisme paling unik alam semesta, ia mungkin terpendam di pantai tepi sungai atau bahkan mungkin di halaman belakang sekitarnya, dengan tenang menunggu orang-orang mendekat, membuat orang sulit maju ataupun mundur.


Pada tahun 1692, di pelabuhan Jamaika, pernah terjadi pasir hidup yang terbentuk dari larutan tanah akibat gempa, belakangan menyebabkan 1/3 kota hilang, dan tragedi yang menewaskan 2000 jiwa manusia.

Danau yang tampak tenang di selatan Inggris, fyord atau teluk sempit di Alaska yang indah tapi berbahaya dan daerah lainnya pernah terjadi peristiwa manusia terperangkap ke dalam pasir hidup.

Namun, sebagian besar orang kerap tidak pernah menjumpai pasir hidup, apalagi menyaksikan sendiri orang terperosok ke dalam pasir hidup atau mengalaminya sendiri. Kesan orang-orang terhadap pasir hidup terutama berdasarkan berbagai film yang ditontonnya. Suasana atau pemandangan yang diciptakan dalam film melukiskan pasir hidup adalah suatu momok yang dapat menghisap manusia ke lubang tak berdasar.

Akan larut jika permukan pasir hisap terganggu
Seorang ilmuwan dari Universitas Amsterdam, Belanda yakni Daniel Bonn pernah menemui seorang gembala setempat. Sang gembala menunjuk pasir hisap sambil berkata pada Bonn, bahwa pernah ada unta terperosok ke dalam kemudian lenyap tak berbekas.

Lalu segera ia melakukan penyelidikan terkait setelah kembai ke negaranya. Ia membawa sampel pasir ke Belanda dan menganalisis komposisinya. Setelah menemukan bahwa campuran tersebut terdiri atas pasir berkualitas tinggi, tanah liat, dan air garam, Bonn bersama timnya membuat tiruan pasir hisap dalam jumlah besar.

Ia mengamati dan menganalisa dengan cermat puluhan film yang melukiskan pemandangan pasir hisap yang menelan manusia itu, dan mendapati bahwa gambaran yang dilukiskan film-film ini sepenuhnya salah dan keliru.


Kemudian, di dalam laboratoriumnya, Bonn mencampurkan pasir, tanah liat dan air garam, membentuk sebuah maket pasir hidup dalam ruangan kecil untuk diteliti. Setelah percobaan secara berulang-ulang, personel peneliti yang dipimpin Bonn mendapati, bahwa perlu waktu beberapa hari untuk membuat pasir menjadi lengket.

Sebaliknya sangat mudah kalau hendak menghilangkan viskositasnya (sifat merekat), yakni cukup diberi tekanan yang pas di permukaannya. Permukaannya akan segera “larut” dengan cepat jika mendapat gangguan gerak, pasir di permukaan akan menjadi gembur (lembek), dan pasir di lapisan yang dangkal juga akan merosot ke bawah dengan cepat.

Gerakan perpindahan ini membuat benda yang bergerak di permukaan pasir tenggelam ke bawah, kemudian seiring dengan meningkatnya kedalaman penenggelaman tersebut, pasir yang jatuh ke bawah melalui gerakan perpindahan dari lapisan atas perlahan-lahan akan menyatu, lalu akan menciptakan endapan yang tebal, sehingga viskositas atau sifat merekat pasir bertambah cepat, mencegah obyek terperosok lebih jauh.

Butuh kekuatan mengangkat sebuah mobil
Menurut hasil penelitian, bahwa orang yang terperosok ke dalam pasir hisap umumnya tidak bisa bergerak, densitas pasir yang meningkat kemudian merekat di bagian anggota badan bawah yang terperosok dalam pasir hisap tersebut, membentuk tekanan yang sangat besas pada tubuh, membuat kita sangat sulit mengeluarkan tenaga.

Orang yang sangat besar tenaganya sekalipun juga sulit dalam waktu singkat bisa mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hisap tersebut. Setelah di kalkulasi peneliti terkait, bahwa untuk mengeluarkan satu kaki korban yang terperangkap dengan kecepatan 1 cm/ detik saja butuh kekuatan 100 ribu Newton, atau kurang lebih setara dengan kekuatan mengangkat sebuah mobil ukuran sedang.

Kecuali dibantu dengan mobil Derek, jika tidak sulit sekali mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hisap tersebut dalam waktu singkat. Hasil penelitian terkait juga menunjukan, menurut hitungan kekuatan ini, jika secara paksa menyeret korban, maka sebelum pasir hisap “melepaskan” korban yang terperangkap, tubuh korban sudah putus tertarik oleh kekuatan yang besar itu.

Resiko yang diakibatkan tindakan demikian jauh lebih berbahaya dibanding membiarkan korban tetap berada dalam pasir hisap tersebut untuk sementara waktu.

Bagaimana menyelamatkan diri dari perangkap
Sebenarnya sebagian besar pasir hisap tidak jauh berbeda dengan pasir pada umumnya, tidak menyeramkan sebagaimana yang dilukiskan dalam film. Secara prinsipal, ia hanya pasir yang telah diresapi air, karena friksi (gaya gesek) antar butiran pasir berkurang, sehingga menjadi campuran pasir dan air setengah cair yang sulit mendukung. Pasir hidup biasanya dijumpai di sekitar pantai.

Menurut Benn, bahwa hanya ada satu keadaan pasir hisap dapat menenggelamkan manusia (mati tenggelam), yaitu ketika bagian kepala lebih dulu masuk ke dalam, namun kemungkinan terperosok dengan cara demikian sangat kecil. Orang yang terperosok ke dalam pasir hisap hanya merasakan sedikit tekanan pada bagian dada, agak sulit bernapas, tidak akan mengancam jiwa. Air pasang di dekat pasir hidup barulah musuh yang menakutkan bagi korban yang terperangkap.

Orang-orang keliru menafsirkan bahwa dengan menggoyangkan kaki bisa melonggarkan pasir di sekitar badan, sehingga dengan demikian dapat membantu anggota badan untuk keluar dari dalam pasir. Ilmuwan terkait menuturkan, sebetulnya bukan begitu, gerakan demikian hanya akan mempercepat endapan tanah liat, memperkuat viskositas (sifat merekat) pasir hisap, meronta membabi buta hanya akan membuat korban terperosok lebih dalam.


Benn mengatakan, “cara untuk terlepas dari pasir hisap tetap ada, yaitu korban yang terperangkap harus menggerakkan secara perlahan kedua kakinya, agar air dan pasir semaksimal merembes masuk ke daerah hampa, dengan begitu akan dapat mengurangi tekanan badan si korban, sekaligus membuat pasir agar perlahan-lahan menggembur.

Selain itu, sang korban juga harus berusaha agar anggota badannya terpisah, sebab jika area permukaan pasir yang disentuh badan semakin besar, maka daya apung yang didapat akan semakin besar. Asalkan korban memiliki kesabaran yang cukup, dengan gerakan yang cukup tenang dan santai, maka secara perlahan pasti akan terbebas dari perangkap pasir hisap.

Selain itu hasil penelitian juga mendapati, saat suatu obyek terperosok ke dalam pasir hisap, kecepatan terbenamnya ditentukan oleh densitas obyek tersebut. Densitas pasir hidup umumnya 2 g/milliliter, sedangkan densitas manusia adalah 1g/milliliter. Di bawah densitas demikian, tubuh manusia yang terbenam ke pasir hidup tidak akan mati tenggelam, kerap akan berhenti sampai sebatas pinggang.

Selain itu peneliti juga mendapati, bahwa meskipun sejumlah obyek yang berdensitas lebih besar dari pasir hidup, tapi tetap bisa mengapung di atas pasir hidup. Dalam percobaan terkait, mereka kemudian meletakkan bola aluminium yang berdensitas 2.7g/mililiter di atas permukaan pasir hisap.

Dan meskipun densitasnya lebih besar dari pasir hidup. Namun karena mendapat pengaruh daya apung pasir hisap dan tegangan pasir, maka bola aluminium tetap bisa dengan tenang berada di permukaan pasir hidup. Bola tersebut tidak tenggelam hingga para peneliti menggetarkan pasir hisap dan membuat gerakan yang menyebabkan campuran lebih cair. Ketika melakukan hal ini, bola aluminium benar-benar seluruhnya tenggelam.

Namun saat menggunakan bola aluminium yang memiliki kerapatan sama dengan manusia yang berarti lebih rendah daripada kerapatan pasir hisap, bola tersebut tidak pernah tenggelam walaupun campuran diperlakukan dengan kasar.

Jatuhnya objek ke pasir hisap menyebabkan pastikel pasir bercampur air kehilangan kestabilan. Jika terus diberi tekanan, campuran tersebut akan berubah menjadi lebih cair di permukaan dan sangat padat di dasarnya.

“Semakin besar tekanannya, semakin banyak cairan yang terbentuk di pasir hisap sehingga gerakan korban membuatnya terperosok semakin dalam,” kata Daniel Bonn, pemimpin penelitian dari University of Amsterdam sebagaimana ditulis dalam jurnal Nature.

Berdasarkan pengukuran terhadap peralatan aluminium ini, meningkatkan tekanan fisik ke partikel sebesar 1 persen menyebabkan kecepatan tenggelamnya naik sejuta kali. Bonn menambahkan bahwa menarik benda dari pasir pada tahap ini membutuhkan kekuatan setara mengangkat mobil berukuran menengah.

Sabar dan tenang
“Yang paling berbahaya adalah apabila pasir hisap cenderung menarik dengan cepat,” katanya. Tapi, kesabaran dapat menyelamatkan Anda. Jika ditunggu dengan sabar, partikel pasir lambat laun akan stabil sehingga daya apung campuran tersebut akan mengangkat Anda ke atas.

Kami mengetahui bahwa lapisan pasir di bawahnya lebih rapat sedangkan air lebih banyak di lapisan atas. Lapisan pasir yang sangat pekat di bawah sangat sedikit mengandung air sehingga sulit melepas kaki yang terperosok ke dalamnya,” lanjut Bonn.
Sarannya, tetaplah tenang dan biasanya Anda akan terapung. Luruskan punggung Anda untuk memperluas area yang bebas dan tunggu hingga kaki bebas dari pasir. Bonn juga menyarankan agar kaki bergerak untuk mengendalikan air sehingga Anda terapung. “Anda harus memasukkan air ke dalam pasir dan cara yang paling mudah adalah memutar-mutar sekitar kaki di dalam pasir hisap,” tambahnya.

Saran tersebut kemungkinan besar benar. Buktinya, bola aluminium kedua dalam percobaan ini tidak tenggelam lebih dari setengah bagian. Meskipun bola tersebut hanya empat milimeter diameternya, kerapatannya sama dengan manusia sehingga bisa digunakan sebagai model manusia.



 
Ako Ambardi kuntilanak, mitologi