Waktu itu aku habis pulang dari bandung, karna di bandung ada arisan
keluarga gitu, pas pulang aku di anterin sama sopir pribadiku, karna ayah dan
ibu mau nginep di bandung untuk 3hari sementara aku senin paginya harus
sekolah, dan terpaksa aku pulang hanya dengan sopirku saja, rumahku di sumedang
otomatis kan melewati tanjungsari, dan cerita seramnya di mulai pas aku
melewati kuburan yang berada di seputar jalan tanjungsari, aku ga tau nama
kuburanya yang jelas itu nampak jelas pas kita melewati jalan di tanjungsari
itu, ketika itu aku melihat ada sebuah odong-odong membunyikan lagunya dan
tampak si amang amang nya menggoes odong odong miliknya, seperti hal yang
biasa, dan ketika aku melihat ke bangku tempat anak biasanya naik, kejadian itu
tepat jam 01-15 , dan aku menyuruh sopirku untuk menghentikan laju mobil.
sopirku : ko knapa mau berhenti di tengah kuburan gini serem kan. Saya :
mang lihat tuh odong odong yang ada di pinggiran kuburan itu, amang amangnya
aneh ko ga ada penumpangnya tapi kaya ada yang naek gitu,
sopirku : ah ga tau ah serem den kabur aja yu ah.
Saya: ah si amang mah, ayo lah mang cabut aja kalo takut,,hehehe
Dan kami tancab gas samapai di tanjungsari, tapi bukan pas kuburanya, dan
sopirku minta istirahat di pinggiran jalan,(maklum sopir saya sudah tua,hehe)
Dan aku memilih tukang baso dorong sebagai santapanku dan ngobrol-ngobrol
sedikit seputar apa yang tadi ku lihat di pinggir kuburan itu ke tukang baso
dorong itu, dan pedagang itu merespon seperti dia percaya kepada omongan yang barusan
ku bicarakan dan dia berbicara:
Pedagang baso: di kuburan itu sudah ga aneh ada pedagang yang lewat sana
terlihat sedang melayani pelangganya, saya juga pernah mengalaminya sendiri,
waktu itu saya melintas di jalan itu jam 11 malam, dan ada seseorang yang
memberhentikan gerobak baksonya, dan meminta 12 mangkok untuk 12 orang yang
memesanya, dan saya memberikan saja karna saya takut kalo ga di turutin saya ga
bisa lewat lagi ke sini, dan anehnya mereka membayar dengan uang asli di alam
manusia.
Dan ketika saya menanyakan gimana bentuk orang yang membeli baksonya, dia
menjawab dia ga tau, dan dia melihat kuburan itu seperti perkampunyan, dan ia
menyadari kalau itu kuburan setelah ia berada 15 meter manjauh dari kuburan
itu, dan ketika ia menyadari bahwa dia melewati sebuah kuburan, dia langsung
memacu gerobaknya dengan se kencang kencangnya.
Setelah saya puas dengan berita yang saya dapat dari tukang bakso itu saya
langsung melanjutkan perjalanan ke sumedang dimana saya tinggal.
Mohon maaf apabila kurang di pahami karna seluruh percakapan saya dengan
supir saya dan tukang bakso itu memakai bahasa sunda, juadi mohon maaf apabila
ada yang beda kalau di translate ke bahasa indonesia.
Saya berterimakasih apabila ada yang memberi masukan atau keritikan dari
cerita ini.
Ako Ambardi
cerita misteri di tanah sunda